Minggu, 02 September 2012

PENELITIAN DESKRIPTIF dan EKSPLANATIF

PENELITIAN DESKRIPTIF

Penelitian Deskriptif
adalah Suatu Penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan Gambaran atau Deskripsi tentang suatu keadaan secara Objektif.

Desain penelitian ini
digunakan untuk Memecahkan atau Menjawab Permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Penelitian Deskriptif
juga berarti Penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan Fenomena atau Karakteristik Individual, Situasi atau Kelompok tertentu secara Akurat. Dengan kata lain :
Penelitian Deskriptif
dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini.

Penelitian Deskriptif
merupakan cara untuk menemukan Makna Baru, Menjelaskan Sebuah Kondisi Keberadaan, Menentukan Frekuensi Kemunculan Sesuatu, dan Mengkategorikan Informasi.

Penelitian Deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek2 tertentu dan sering menunjukkan hubungan atara berbagai variabel.


Rancangan Penelitian Deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik Orang, Tempat dan Waktu.

Variabel Orang :
Orang sebagai individu mempunyai Variabel yang tak terhingga banyaknya, sehingga untuk mengadakan pengamatan terhadap semua variabel tersebut sangat tidak mungkin. Beberapa Variabel Utama yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mengidentifikasi seseorang, diantaranya adalah : Umur, Jenis Kelamin, Suku Bangsa/Etnis, Pendidikan, Status Perkawinan, Status Ekonomi, Status Marital, dsb.

Variabel Tempat :
Faktor Tempat atau Distribusi Geografis memegang peranan yang sangat penting dalam penelitian, karena pada geografis yang berbeda akan berbeda pula pola permasalahan yang dihadapai (=pola penyakitnya).

Variabel Waktu :
Variabel Waktu sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan, misalnya suatu “survey” yang dilakukan pada Waktu atau Musim yang berbeda, dapat menghasilkan Pola Penyakit yang berbeda pula.
Perubahan Waktu yang perlu mendapatkan perhatian antara lain : Kecenderungan Sekuler ; Variasi Siklik ; Variasi Musim ; Variasi Random.
Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup Individu di suatu daerah tertentu atau lingkup Kelompok pada masyarakat di daerah tertentu. Rancangan Penelitian Deskriptif ini dapat bersifat Kuantitatif maupun Kualitatif.


Beberapa CIRI Dominan Desain Penelitian Deskriptif adalah sebagai berikut :
1) Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual.
Adakalanya:  Penelitian ini dimaksdukan hanya membuat Deskripsi atau Uraian Suatu Fenomena semata – mata, tidak untuk mencari Hubungan antar variabel, Menguji hipotesis, atau Membuat ramalan.
2) Dilakukan secara Survey ; oleh karena itu Penelitian Deskriptif sering disebut sebagai 
     Penelitian Survey.
     Dalam arti Luas : Penelitian Deskriptif dapat
    Mencakup seluruh metode penelitian Kecuali Penelitian yang bersifat HISTORIS dan  
    EKSPERIMENTAL.
3) Bersifat Mencari Informasi Faktual dan dilakukan secara Mendetail.
4) Mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek yang
     sedang berlangsung.
5) Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu
     yang bersamaan.


LANGKAH PENELITIAN DESKRIPTIF
Secara umum Langkah – Langkah (Teknis) yang harus ditempuh dalam Penelitian Deskriptif tidak berbeda dengan desain penelitian-penelitian yang lain, yang meliputi :
1) Memilih MASALAH yang akan diteliti,
2) Merumuskan dan Mengadakan PEMBATASAN MASALAH ; kemudian berdasarkan
    masalah tersebut melakukan STUDI PENDAHULUAN untuk menghimpun informasi dan
    teori – teori sebagai dasar menyusun Kerangka Konsep Penelitain.
3) Membuat ASUMSI atau ANGGAPAN-ANGGAPAN yang menjadi dasar perumusan
    HIPOTESIS Penelitian.
4) Merumuskan HIPOTESIS Penelitian, Bila Ada
5) Merumuskan dan memilih Teknik PENGUMPULAN Data,
6) Menentukan Kriteria atau Kategori untuk mengadakan KLASIFIKASI Data,
7) Menentukan Teknik dan Alat PENGUMPUL Data yang akan digunakan,
8) Melaksanakan Penelitian atau Pengumpulan Data untuk MENGUJI HIPOTESIS,
9) Melakukan PENGOLAHAN dan ANALISIS Data,
10) Menarik KESIMPULAN atau GENERALISASI,
11) Menyusun dan Mempublikasikan LAPORAN Penelitian.






Jenis-jenis penelitian Deskriptif :

SURVEY
SURVEY adalah Suatu cara penelitian Deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.

TUJUAN
Survey adalah Untuk membuat Penilaian terhadap suatu Kondisi dan Penyelenggaraan suatu program di masa sekarang dan hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.

SURVEY bukan hanya dilaksanakan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan saja, tetapi juga untuk menjelaskan Hubungan antara berbagai variabel yang diteliti.
Mutu / Kualitas Desain Survey tergantung dari :
1. Jumlah Sampel,
2. Taraf ke-Representatif-an Sampel,
3. Tingkat Kepercayaan Informasi yang diperoleh dari Sampel tersebut.

CASE STUDY
Case Study (Studi Kasus) merupakan penelitian / penyelidikan yang mendalam ( indepth study ) tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya yg dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan
lengkap.
Case Study dapat dilakukan terhadap seorang Individu ; sekelompok individu (keluarga, kelompok ibu hamil, ibu menyusui, manula, balita dsb) ; segolongan manusia (guru, bidan, perawat, suku Batak dsb) ;lingkungan hidup manusia (Desa, Kota, Pesisir dsb) ; atau lembaga
sosial (perkawinan – perceraiana, pendidikan, agama dsb).

Case Study dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berarti Satu Orang, Sekelompok
Penduduk yang terkena suatu masalah, atau Sekelompok Masyarakat di suatu daerah.

Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis, baik dari segi yg berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor2 yang mempengaruhi, kejadian2 khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu
perlakuan tertentu. Meskipun dalam Case Study ini yang diteliti hanya berbentuk Unit
Tunggal, namun dianalisis secara mendalam meliputi aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara integratif. Namun demikian, hasil penelitian Case Study ini masih perlu dikaji ulang dengan menggunakan jumlah Sample yang lebih banyak agar data yang dianalisa semakin representatif sehingga lebih dapat di-Generalisasikan.

COMPARATIVE STUDY
Penelitian dengan menggunakan Metode Studi Perbandingan (Comparative Study) dilakukan dengan cara membandingkan Persamaan dan Perbedaan sebagai fenomena untuk mencari Faktor – Faktor apa / Situasi bagaimana yang dapat menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu.
Study ini dimulai dengan mengadakan pengumpulan fakta tentang faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya suatu gejala tertentu, kemudian dibandingkan. Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan penyebab, selanjutnya ditetapkan bahwa sesuatu faktor yang menyebabkan munculnya suatu gejala pada objek yang diteliti, itulah yang sebenarnya yang menyebabkan munculnya gejala tersebut atau dengan memperbandingkan Faktor atau Variabel mana yang paling berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Perlu ditekankan di sini, bahwa dalam desain penelitian ini TIDAK ADA PERLAKUAN atau INTERVENSI sama sekali dari peneliti.

PENELITIAN KORELASIONAL
Penelitian Korelasional bertujuan untuk mengungkapkan hubungan Korelatif antar Variabel walaupun TIDAK diketahui apakah hubungan tersebut merupakan hubungan Sebab – Akibat atau bukan.
Yang dimaksud Hubungan Korelatif adalah Hubungan yang menyatakan adanya adanya perubahan pada satu variabel yang diikuti oleh perubahan pada variabel yang lain.
Dalam hubungan korelatif dilihat keeratan hubungan antara kedua variabel, oleh karenanya dalam penelitian ini Harus Melibatkan paling sedikit Dua Variabel.

Untuk Uji Statistik, menggunakan Analisis Korelasi. Dalam analisis ini nantinya akan didapatkan suatu angka yang dinamakan Koefisien Korelasi.
Angka Korelasi yang mendekati angka 1 ditafsirkan sebagai Korelasi yang Sangat Kuat. Sedangkan angka koefisien korelasi yang mendekati Nol ditafsirkan sebagai Korelasi yang Tidak Kuat (Lemah), dan Angka Korelasi sama dengan Nol ( = 0 ) ditafsirkan sebagai Tidak Ada Korelasi. Disamping itu, dikenal juga Korelasi Positif dan Korelasi Negatif.
KORELASI POSITIF :
Diperoleh Hubungan yg Setara, artinya : kenaikan nilai satu variabel diikuti dengan kenaikan nilai variabel yang lain.
KORELASI NEGATIF :
Diperoleh Hubungan yg Bertolak Belakang, artinya : Kenaikan nilai pada satu variabel diikuti Penurunan nilai variabel lain.

STUDY PREDIKSI
Study Prediksi ini digunakan untuk memperkirakan tentang kemungkinan munculnyasuatu gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul dan diketahui sebelumnya.

PENELITIAN EVALUASI
Penelitian Evaluasi dilakukan untuk menilai suatu program yang sedang atau sudah dilakukan.
Misalnya :
Penelitian evaluasi tentang perkembangan pelayanan puskesmas, penelitian tentang program pemberantasan penyakit menular, penelitian evaluasi tentang program perbaikan gizi, penelitian evaluasi tentang cakupan pelayanan imunisasi balita, penelitian evaluasi tentang mutu layanan fasilitas kesehatan dll.

Hasil dari penelitian ini digunakan untuk perbaikan atau peningkatan program – program tersebut.

Dalam mengolah atau menganalisa data pada desain studi evaluasi ini hanya menggunakan statistik sederhana saja, misalnya analisa presentase saja.

PENELITIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan di perpustakaan dan mengambil setting perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan perpustakaan. Penelitian perpustakaan dilakukan oleh seorang yang ingin mengetahui teori-teori apa yang digunakan dari waktu ke waktu. Misalnya ia ingin mengetahui teori-teori belajar yang pernah digunakan zaman dahulu sampai sekarang.

PENELITIAN EXPERIMENTAL (SELANJUTNYA DISEBUT EKSPERIMEN)
Metode Eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji suatu cara, teori, terhadap suatu penyelesaian masalah. Yang dicari adalah bentuk hubungan sebab akibat melalui pemanipulasian variabel independen dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian dari variabel tersebut. Metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan cara melakukan manipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.

ACTION RESEARCH
            Action Research dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Penelitian tindakan atau penelitian Tindakan Kelas.
Action Research is inquiry or research in the context of focused efforts to improve the quality of an organization and its performance. (Htsebagai berikut:
Penelitian untuk menguji cobakan ide-ide ke dalam praktek untuk memperbaitp://www.tab.brown.edu/dnd/ar.atm)
Action Research is learning by doing- a group of people identifies a problem, does some thing to resolve it, sees how successful their efforts were, and if not satisfied, tries again.”
Kemmis (1983) mendefiniskan penelitian tindakan ki/ mengubah seuatu agar memperoleh dampak nyata dari suatu situasi.
Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi

Action Research termasuk penelitian kualitatif meskipun dalam penelitian Action Research ada data kuantitatif. Action Research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action Research lebih bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasil nya tidak untuk digeneralisasi


PENELITIAN EKSPLANATIF
PENELITIAN EKSPLORATORI adalah penelitian bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada.Penelitian eksploratori bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Karena bersifat mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan (eksploration). Penelitian eksploratori dilakukan apabila peneliti belum memperoleh data awal sehingga belum mempunyai gambaran sama sekali mengenai hal yang akan diteliti. Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu. Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang diperlukan.
Penelitian Eksplanatif atau yang bersifat menerangkan, yaitu penelitian yang dapat dilakukan kalau pengetahuan tentang masalahanya sudah cukup, artinya sudah ada beberapa teori tertentu dan sudah ada berbagai penelitian empiris yang menguji berbagai hipotesa tertentu sehingga terkumpul berbagai generalisasi empiris. Penelitian yang bisa berbentuk eksperimen selalu bertolak dari suatu hipotesa yang diperoleh dari suatu teori tertentu.
 TUJUAN PENELITIAN EKSPLANATIF :
- Menguji berbagai hipotesa tertentu dengan maksud membenarkan atau memperkuat  hipotesa itu.
- Mencari sebab-musabab dari suatu gejala. 
- Menentukan sifat dari hubungan antara satu atau lebih gejala atau variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas.
Kelebihan dari Penelitian eksplanatif adalah penelitian dapat dikuasai oleh peneliti, sehingga dapat memperoleh ketepatan dalam pengukuran variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan kelemahannya adalah sampai di manakah hasil penelitian tersebut berlaku.
Penelitian ini bertitik pada pertanyaan dasar “mengapa”. Orang sering tidak puas hanya sekadar mengetahui apa yang terjadi, bagaimana terjadinya, tetapi juga ingin mengetahui mengapa terjadi. Kita ingin menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa. Untuk itu, perlu diidentifikasi berbagai variabel di luar masalah untuk mengkonfirmasi sebab terjadinya suatu masalah. Oleh karena itu, penelitian penjelasan ini juga disebut sebagai penelitian konfirmatori (Confirmatory research) dan makin dikenal sebagai penelitian korelasional (Correlational research). Beberapa definisi penelitian korelasional dikemukakan sebagai berikut:
Melalui penelitian eksplanatori ini dapat diketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk, maupun kekuatan hubungannya. Penelitian koreslasional ini dimulai dengan pertanyaan implisit atau eksplisit: “Adakah hubungan antara X dan Y?” Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat diperoleh melalui penelitian penjelasan atau korelasional. Berikut ini adalah contoh penelitian korelasional: “Adakah hubungan antara motivasi kerja dan tingkat kemangkiran pegawai?”, “Adakah hubungan antara motivasi kerja dan tingkat kemangkiran pegawai?”.
TIPE PENJELASAN PENELITIAN
Tipe penjelasan yang biasa adalah sebagai berikut:
1.    Causal explanations merupakan penjelasan tentang apa penyebab dari beberapa peristiwa atau fenomena. Penjelasan kausal merupakan tipe yang sangat umum dari penjelasan yang digunakan jika ubungan adalah satu tentang sebab dan akibat. Kita mungkin mengatakan kemiskinan menyebabkan kejahatan, kebebasan moral menyebabkan suatu peningkatan dalam perceraian, atau kepuasan meningkatkan prestasi.
2.    Structural explanations merupakan penjelasan tentang apa peran abstrak atau universal, kode atau hukum yang memberi keterangan memuaskan tentang hubungan antara ciri-ciri dari sistem dan peran-peran yang menciptakan strukturmya. Penjelasan struktural digunakan dengan teori-toeri fungsional dan pola-pola. Seorang peneliti membuat satu penjelasan struktural dengan menggunakan satu set asumsi-asumsi interconnected, konsep-konsep, dan hubungan –hubungan. Konsep-konsep dan hubungan-hubungan dalam satu teori membentuk satu mutually reinforcing system. Dalam penjelasan struktural, seorang peneliti menentukan satu sekuensi dari tahap-tahap atau mengenalkan bagian-bagian esensial yang membentuk suatu interlocked whole. Misalnya, mengapa industri kesehatan dari negara maju mendapat inspirasi dari kemiskinan pedesaan dunia ketiga?.
3.    Interpretive explanation yang bertujuan untuk membantu pemahaman. Para teorist interpretif mencoba melihat makna dari satu peristiwa atau praktik melalui penempatannya di dalam satu konteks sosial spesifik. Pemaknaannya datang dari konteks pada satu sistem simbol kultural. Penjelasan dicapai dengan menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Unit-unit untuk analisis tersebut disebut dengan variabel.
Ada dua tipe utama penelitian eksplanasi, yaitu penelitian asosiasi yang disebut juga dengan nama penelitian kovariasional, dan penelitian kausal. Ini berhubungan dengan makna yang terkadung dalam hubungan antar-variabel yang mungkin bermakna sebagai asosiasi (tidak menjelaskan sebab-akibat) atau hubungan kausal (menjelaskan sebab-akibat). Baik dalam penelitian koresional maupun kausal, perhatian utama menentukan arah, besar atau kekuatan kekuatan hubungan, dan bentuk-bentuk hubungan-hubungan yang di observasi. Jadi, penelitian korelasional dan kausal meliputi obeservasi nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan apakah terdapat hubungan di antara mereka. Hubungan antar-variabel, apakah asosiasional atau kausal, dapat diketahui melalui survei literatur.
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, atau pengaruh suatu variabel dengan variabel yang lain. Karena itu penelitian ekplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Beberapa pakar mengatakan bahwa format ekplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Disebut ekplanasi memiliki kridibilitas untuk mengukur.






















Referensi

  David Nachmias & Chava Nachmias, Research Methods in the Social Sciences, Third Edition, New York: St. Martin’s Press, 1987, page. 10-15
  Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8 [2005]. Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall. Page 145-187
Penelitian eksplanatori : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penelitian Deskriptif blog spot Saturday, 11 April 2009 07:36 Hartoto
Penelitian Deskriptif  : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas











4 komentar: