Kamis, 13 September 2012

CarE (ilustrasi)

                                    CarE
                                                                          "PEDULI"
Hidup ini adalah sebuah perjuangan dan pilihan,dimana kita mampu berjuang menghadapi setiap halangan dan rintangan yang menghalangi. Hidup memeng tak selamanya indah,menyenangkan,dan bahkan tak sama dengan apa yang kita inginkan,idamkan,dan kita harapkan, selalu ada saja halangan dan hambatan yang kita peroleh. Itulah sebuah kehidupan yangterus berputar bagaikan roda kadangkala kita berada diatas dan kadang kita berada dibawah, begitu pula dengan nasib seorang manusia ada yang berkehidupan yang berkecukupan lebih dan ada yang berkehidupan yang serba kekurangan, itulah gunanya sikap saling tolong menolong dan sikap saling menghargai diantara kita agar saling menutupi kekurangan masing-masing sehingga tercipta kesejahteraan dan kedamaian umat manusia.
Salah satu contoh realita yang terjadi zaman sekarang adalah meningkatnya angka kemiskinan yang ada disekitar kita, dengan berbagai profesi untuk dapat bertahan hidup seperti: ngamen, ngemis (minta-minta), memulung, dan tidak jarang ada yang melakukan tindakan kriminal dengan cara merampok atau mencuri. Seperti yang dialami oleh pasangan suami istri bapak Ichwanudin yang berusia 58 tahun dan ibu Ruhaenah yang berusia 50 tahun, mereka berasal dari Majalengka dan datang ke Bandung  berprofesi sebagai pengemis yang berada disekitar Simpang Dago Bandung. Itulah salah satu saudara kita yang kurang beruntung, manis dan pahitnya kehidupan telah mereka sebagai pengemis telah dijalani selama 4 tahun ini, mereka adalah saudara kita yang brharap uluran tangan dan belas kasih dari orang lain yang kehidupannya tak seperti mereka.                                                     
 Setiap hari profesi mereka diawali pada pukul 07.30 pagi dan 21.00 malam, setiap hari mereka mengitari pengendara mobil atau motor yang berhenti diperempetan jalan untuk mengulurkan tangannya meminta belas kasih.
Ketika ditanya mengapa mereka mau melakukan profesi sebagai pengemis, mereka menjawab demi kelangsungan hidup mereka apalagi mereka mempunyai anak yang berjumlah 6 orang dan mereka semua masih kecil-kecil pasti banyak membutuhkan uang untuk bersekolah. Terkadang mereka berjuang untuk mendapatkan sekian rupiah dan sesuap nasi agar mereka dapat bertahan hidup di Bandung. Bapak ichwanudin sebagai kepala keluarga sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup karena sejak kecil bapak sudah tidak dapat melihat dengan jelas sehingga dia terpaksa melakukan profesi itu dibantu dengan istrinya suhaenah sebagai penunjuk jalannya. Sudah 4 tahun lamanya pasangan suami istri tersebut dikota Bandung, untuk berlindung mereka mengontra rumah yang berada di wilayah Taman Sari Bandung dengan harga sewa berkisar 160 ribu rupiah perbulan untuk satu tempat yang ukuran tidak terlalu besar, namun mereka masih dapat bertahan walaupun rumah yang mereka tempati itu sangat tidak sesuai sengan harapan mereka. Penghasilan mereka sehari-hari berkisar 40 ribu perhari tapi itu tak menentu kadang mereka harus lebih irit lagi untuk dapat membiayai rumah kontrak mereka dan uang yang akan mereka berikan kepada anak mereka yang ada dikampung.
Ibu ruhaenah dan bapak ichwanudin yang hanya lulusan SD ketika kami bertanya soal pendidikan yang pernah dirasakan oleh mereka, saat itu ketika kami lontarkan sebuah pertanyaan tentang nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila sudah terwujud sesuai dengan kenyataan,mereka menjawab sesuai dengan pengetahuan yang terbatas yang mereka miliki. Menurut mereka nilai-nilai dan norma-norma pancasila belum terwujud,apalagi jika dikaitkan dengan tingkat kemiskinan yang makin hari terus bertambah disinilah peran pemerintah yang seharusnya menjadi komando dalam menjalankan peran dari Pancasila, mereka sangat menyesalkan akan kinerja pemerintah sekarang. Harapan mereka ingin dapat hidup secara layak dan berkecukupan apalagi dizaman sekarang yang banyak membutukan uang, sebenarnya dulu mereka bekerja sebagai petani  ditempat mereka berasal yaitu daerah Majalengka namun karna harga pupuk yang dari waktu kewaktu terus melambung tinggi, dan tidak sesuainya harga jual dipasaran ketika musim panen tiba sehingga biasanya mereka mengalami kerugian yang begitu banyak, apalagi jika dikaitkan dengan pengeluaran mereka ketika mengurus lahan pertanian tesebut sebelum panen. Apa boleh buat karena pengelolahan pertanian didesa kurang teratur akhirnya kedua suami istri ini memilih jalan untuk merantau ke Bandung dan berprofesi sebagai pengemis jalanan, seharusnya  disaat usia mereka yang mulai senja dapat menikmati dan merasakan kesenangan bukan berkeliaran dijalanan demi dapat bertahan hidup. Sebenarnya semuannya dapat teratasi jika pemerintah mampu mengelolah semua masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang ekonominya rendah, karena disini dibutuhkan kepedulian (care) sesama untuk saling membantu sebagai umat yang bearagama apalagi sila dari pancasila telah mencantumkan tentang nilai kebersamaan.
Salah satu proofesi yang berbeda dialami oleh saudara kita yang bernama Joe berusia 20 tahun dan sejak lahir dia sudah cacat tanpa kaki sehingga saat berjalan dia menggunakan tangannya, dia juga sempat bersekolah di SLB dan asli dari Jakarta dan sudah 3 bulan terakhir berada di Bandung. Dia berprofesi sebagai pengamen jalanan tujuan utama dia merantau ke Bandung yaitu ingin mewujudkan cita-citanya sebagai penyanyi, karena sejak kecil dia ingin menjadi seorang penyanyi untuk itu dia datang ke Bandung untuk les dirumah singgah Hary Rusli, bukan hanya dia yang berfikiran untuk dapat merubah hidupnya jika dia sukses menjadi seorang penyanyi tetapi sebagian besar pengamen mempunyai harapan dan cita-cita yang sama. Demi mencukupi kebutuhan dihidupnya, sehari-hari dia berprofesi sebagai pengamen jalanan untuk dapat bertahan hidup. Penghasilan yang biasa dia peroleh berkisar 30-50 ribu perhari, namun dia harus menyisihkan uangnya untuk membayar kost dengan harga 325 ribu perbulan untuk itu dia harus ngamen sampai larut malam sekitar jam 10 malam agar penghasilannya lumayan bnyak untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Saat ditanya soal terciptanya pancasila sesuai dengan nilai-nilai yang tekandung dalam setiap sila, dia menjawab belum terciptanya pancasila sebagai landasan negara yang mengharapkan semua rakyat yang makmur dan sejahtera. Menurutnya sebenarnya bangsa indonesia belum merdeka karena hanya sebagian orang yang merasakan kemerdekaan tersebut, padahal indonesia termaksud negara yang kaya akan sumber alam yang begitu melimpah namun tidak dapat menjadi negara maju baik dari pemerintahan maupu rakyatnya. Masyarakat perkotaan juga sudah mulai tebawa-bawa pada sikap tak peduli sesama dan makin menyudutkan saudara-saudara kita yang kurang mampu, jika suatu saat pemerintah ingin membuat aturan untuk menertipkan pengamen maka dia mengharapkan agar pemerintah dapat membuka lapangan kerja yang luas agar dia dan teman-teman yang berprofesi sama seperti dia, dapat menyalurkan bakat dan keterampilan sesuai kemampuannya. Untuk itu semua kesejahteraan dapat dirasakan, adanya kepedulian pemerintah yang terjun langsung melihat keadaan rakyatnya, sebenarnya bukan sila-sila pancasila yang salah tetapi masyarakat yang tidak mampu memahami dan menjalankan isi dari setiap sila tersebut.

PPKN (tugas semester 1)


NAMA
YUYUN YULIA (10.04.182)






SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar