Sabtu, 26 September 2015

MEMAHAMI PERILAku ANAK

TOPIK 3 :
MEMAHAMI PERILAKU ANAK
                                                 

Pengantar
Modul ini akan membahas sejumlah konsep dasar tentang memahami  perilaku anak   dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan perilaku baik anak, yaitu dengan cara memuji anak dan memberikan penghargaan saat anak melakukan hal baik kemudian  mengurangi perilaku buruk anak, yaitu dengan mengetahui dampak negative kekerasan fisik dan non fisik pada anak serta mengetahui berbagai cara mengurangi perilaku buruk anak.            
                    
Tujuan
1.    Menjelaskankan dan mempraktikkan   cara-cara  meningkatkan  perilaku baik anak.
2.    Menjelaskan dan mempraktikkan   cara menuji anak
3.    Menjelaskan dan mempraktikkan  cara  memberikan penghargaan saat anak melakukan hal baik
4.    Mengidentifikasi dan menjelaskan  dampak megatif  kekerasan fisik dan non fisik pada anak
5.    Menjelaskan dan mempraktikkan  metode yang tepat untuk  mengurangi perilaku buruk anak.

Alokasi waktu
120 menit dengan rincian :
1.      Pembukaan 10 menit
2.      Memuji Anak 15 menit
3.      Memberikan penghargaan saat anak berkelakukan baik 20 menit
4.      Dampak negative kekerasan fisik dan non fisik pada anak 15 menit
5.      Berbagai cara untuk mengurangi/menghadapi perilaku buruk anak 50 menit
6.      Penutupan 10 menit

Alat  Bantu
1.    Bahan bacaan/Buku Pintar
2.    Flipchart
3.    Brosur
4.    Poster
5.    Film
6.    Pengeras  suara
7.    Proyektor  

Pokok bahasan
1.    Meningkatkan perilaku baik anak
2.    Mengurangi perilaku buruk anak

Langkah kegiatan
Langkah 3
 Memberikan penghargaan saat anak melakukan hal baik
(20 Menit : diskusi, film 2a)

Langkah 1 Pembukaan
(10 Menit : diskusi dan pemberian informasi)

Langkah 2
 Memuji anak
(15 Menit : diskusi, praktek)




Langkah 6: Penutupan
(10 Menit : diskusi)

Langkah 5
 Berbagai cara mengurangi perilaku buruk anak
(50 Menit : diskusi, film 2b, 2c, 2d, dan 2e, bermain peran )

.
 Langkah 4
Dampak negatif kekerasan fisik dan non fisik
pada anak
(15 Menit : diskusi,
berimajinasi)
 





Langkah 1 : Pembukaan
1.      Sampaikan bahwa topik diskusi hari ini mengenai perilaku anak bagaimana meningkatkan perilaku baik anak dan menghadapi perilaku buruk anak.
2.      Meminta  beberapa orang peserta untuk menyampaikan apa saja yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
3.      Mengajak  peserta untuk membuka Lembar Penugasan pada pertemuan sebelumnya. Minta peserta menceritakan praktek pengasuhan yang telah dillakukan di rumah, tanyakan :
a.      Apa yang telah dipraktekan oleh peserta di rumah ?
b.      Bagaimana peserta melakukannya?
c.       Bagaimana tanggapan yang didapatkan dari suami dan anak?
4.      Jika ada peserta yang tidak atau belum mempraktikkan  minta peserta untuk mencoba melakukan sebelum pertemuan selanjutnya. Berikan motivasi dan sampaikan bahwa praktek tersebut bertujuan untuk membantu anak dan orangtua agar menjadi keluarga yang lebih bahagia.
5.      Sampaikan kepada peserta-bahwa :
a. Perilaku anak berkaitan erat dengan perasaan mereka. Sebagai contoh: anak tertawa ketika merasa bahagia, berteriak atau marah – marah ketika merasa kesal.
 b. Semakin sering anak merasakan kebahagiaan maka akan semakin banyak perilaku baik yang ia lakukan. Semakin sering anak merasa frustasi semakin sering pula dia berperilaku buruk.
c. Semakin sering orangtua memberikan perhatian pada sikap anak, akan mendorong anak untuk selalu berperilaku baik.

Langkah 2 : Memuji Anak
1.    Sampaikan bahwa pada diskusi selanjutnya kita akan belajar bersama tentang cara memberikan perhatian bagi perilaku baik anak
2.    Meminta kepada  peserta untuk berpasang – pasangan. Minta setiap pasangan untuk:
3.    Memikirkan sifat baik yang paling menonjol dari anaknya (misalnya : ramah, bertanggung jawab, sering membantu, senang berbagi).
4.    Kemudian menceritakan hal tersebut kepada pasangan diskusinya secara bergantian. Jika peserta memiliki anak lebih dari 1 (satu) orang, maka peserta harus menyampaikan sifat baik yang ada pada setiap anak.
5.     Setelah diskusi berpasangan selesai, minta peserta bergabung dalam kelompok besar. Berikan pertanyaan berikut pada peserta dan dengarkan jawaban dari 3-4 peserta untuk tiap pertanyaan :
a.      Berapa banyak sifat baik anak yang mereka ingat ?
Minta peserta untuk menyebutkan sifat baik anak mereka di depan peserta lain.
b.      Apakah peserta pernah memuji anak karena sifat baiknya ?
c.       Bagaimana cara peserta memuji anak?
d.      Bagaimana reaksi anak setelah mendapat pujian ?
6.      Sampaikan kesimpulan :
a. Perasaan anak ketika mendapat pujian sama seperti perasaan peserta saat pertemuan yang lalu ketika mendapat pujian dari peserta lain.
b. Cara ke – 1 untuk meningkatkan perilaku baik anak adalah dengan memuji perilaku baik yang dilakukan anak.
7.      Meminta kepada peserta untuk mempraktikkan  di rumah : Memuji kebaikan masing-masing anaknya.

Langkah 3 : Memberikan penghargaan saat anak melakukan hal yang baik
1.    Menayangkan film 2.a kepada peserta. Jika tidak bisa menayangkan film, ajak peserta untuk melihatkan Lembar Kerja cerita 2.a.
2.    Ajukan pertanyaan berikut, kemudian berikan kesempatan kepada beberapa peserta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai :
a.      Apa yang mereka pelajari dari film tersebut
b.      Apa pengaruh perilaku Bu Lili terhadap Ita ?
3.    Ucapkan terimakasih kepada peserta yang menyampaikan pendapatnya, lalu sampaikan.
  1. Bu Lil imengucapkan “terima kasih” kepada Ita yang sudah membantu mengambil  merica, dengan begitu Ita merasa dihargai dan akan menumbuhkan rasa  senang untuk mau membantu lagi di  kemudian hari.
  2. Bu  Lili  juga  memuji  perilaku  itu secara  spesifik :  “Wah, kamu  pintar  sekali menyikat gigi sendiri.”
  3. Bu  Lili  juga  memberikan  penghargaan  kepada Ita karena ia sudah mau menyi kat  gigi  sendiri  tanpa disuruh, penghargaan  yang  diberikan  yaitu  Ita  akan   dibacakan     dongeng  kesukaannya   sebelum tidur.
  4. Pada pertemuan lalu, kita belajar dari Bu    Lili  cara  untuk  mengendalikan  diri   emosi jika kesal, Bu Lili mengambil waktu  sejenak untuk menenangkan diri, maka   hari ini kita belajar untuk tidak membuang waktu menyampaikan pujian   kepada anak.
4. Menyampaikan isi Flipchart FC.2.a tentang    cara meningkatkan perilaku baik anak.
5.  Minta peserta untuk mempraktikkan  apa yang disampaikan di flipchart FC 2.a.

Langkah 4 : Dampak negatif kekerasan fisik dan non fisik pada anak
1.    Menyampaikan bahwa peserta akan mempelajari tentang cara yang lebih baik dalam menghadapi perilaku buruk anak.
2.    Berikan pertanyaan berikut, lalu berikan kesempatan peserta untuk memberikan jawaban. Tidak perlu memberikan tanggapan terhadap jawaban peserta.
a.    Apakah yang dilakukan oleh orangtua peserta ketika mereka berbuat salah di waktu kecil ?
b.    Bagaimana perasaan peserta saat itu ?
3.    Mengajak peserta untuk membuka kedua telapak tangan dalam posisi terbuka ke atas dan membayangkan ada setumpuk pasir di telapak tangan. Lalu minta peserta secara perlahan menggenggam pasir tersebut. Semakin lama genggaman semakin erat. Lalu tanyakan: Apa yang terjadi pada pasir yang digenggam dengan erat tersebut?
4.    Biarkan peserta memberikan jawaban mereka. Lalu sampaikan bahwa :
5.    Ketika kita menggenggam pasir, pasir akan berjatuhan keluar dari sela-sela jari. Semakin kuat pasir digenggam maka semakin banyak pasir yang keluar.
6.    Meminta peserta untuk membayangkan bahwa pasir tersebut adalah seorang anak yang dilahirkan ke dunia dengan segala kebaikan, sementara tangan kita adalah orangtua. Itu adalah gambaran sikap dan perilaku orangtua terhadap anak. Jika sang anak diperlakukan dengan kasar oleh orangtuanya, maka lambat laun hal baik yang ada pada anak akan hilang.
7.  Menyampaikan kesimpulan :
a.    Kekerasan pada anak tidak menyelesaikan masalah, kekerasan bisa membuat anak semakin tertantang untuk melakukan hal yang salah, atau merasa melakukan hal buruk merupakan cara untuk mendapatkan perhatian orangtua, bahkan yang lebih parah lagi, anak akan menganggap menyakiti orang  lain adalah hal yang wajar.
b.    Banyak orangtua yang merasa bingung menghadapi perilaku buruk anak, dan pada akhirnya mengambil cara mudah dengan menggunaka kekerasan fisik kepada anak, misalnya dengan memukul, mencubit, menjewer; atau kekerasan non fisik, misalnya membentak, ,memaki anak, mengancam, memelototi anak.
8.      Menyampaikan dampak dari memperlakukan anak dengan kasar (kekerasan fisik dan non fisik) seperti yang ada pada flipchart FC 2.b tentang dampak negatif kekerasan pada anak.
9.      Meminta peserta untuk mempraktikkan  di rumah : Mengendalikan diri, menahan emosi saat menghadapi perilaku buruk anak.

Langkah 5 : Berbagai cara mengurangi perilaku buruk anak
1.      Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan mempelajari cara mengurangi perilaku buruk anak tanpa menggunakan kekerasan.
2.      Menyampaikan flipchart FC.2.c dan FC.2.d
3.      Menyampaikan selanjutnya peserta akan belajar cara membuat aturan bersama anak serta konsekuensi ketika anak melanggarnya, dan sikap konsisten (tegas) dari orangtua dalam menjalankan aturan yang disepakati.
4.      Menayangkan film 2.b kepada peserta. Jika tidak bisa menayangkan film, ajak peserta melihat Lembar Kerja cerita 2.b.
5.      Menanyakan kepada peserta apa yang mereka pelajari dari cerita tersebut.
6.      Mengucapkan terima kasih kepada peserta yang telah menyampaikan pendapatnya lalu sampaikan apa yang dapat dipelajari dari cerita tersebut :
a.      Bu Lili bersikap lembut tetapi tegas kepada Ita, meminta Ita untuk menjalankan aturan yang telah sebelumnya.
b.      Bu Lili dan Pak Rusli berusaha tenang, tidak menggunakan kekerasan, namun tetap tegas dalam mengatasi perilaku Agus. Mereka juga menjelaskan bahwa perkelahian adalah tidak baik, Bu Lili juga meminta Agus untuk memikirkan sanksi apa yang tepat atas tindakannya.
7.      Menyampaikan selanjutnya peserta akan belajar cara memberikan waktu sejenak kepada anak untuk menenangkan diri dan berfikir akibat dari tindakannya.
8.      Tayangkan film 2.c kepada peserta. Jika tidak dapat menayangkan film, ajak peserta melihat Lembar Kerja cerita 2.c.
9.      Menanyakan kepada peserta apa yang mereka pelajari dari cerita tersebut.
10.  Mengucapkan terima kasih kepada peserta yang telah menyampaikan pendapatnya, lalu sampaikan apa yang dipelajari dari cerita tersebut.
a.    Sangat wajar jika terkadang orangtua merasa kesal dan marah karena merasa kelelahan dalam menghadapi anak. Ketika orangtua tidak mampu mengendalikan sikapnya karena kelelahan, sebaiknya orangtua mengambil waktu untuk menenangkan diri sejenak, baru kemudian berikan respon terhadap perilaku anak. Agus diminta berdiri di pojok agar Agus dan Bu Lili bisa menenangkan diri, ini bukan sebuah hukuman.
b.    Memberikan waktu bagi anak untuk menenangkan diri setelah melakukan perbuatan buruk, akan bermanfaat ketika ia merasa sangat marah, dengan begitu diharapkan anak dapat menenangkan diri dan berfikir akibat dari tindakannya. Namun metode ini sebaiknya tidak digunakan bagi anak berusia di bawah 2 tahun, karena mereka belum terlalu memahami tujuannya.
c.    Waktu untuk metode ini dapat diberikan sesuai usia anak, misalnya 4 menit untuk anak usia 4 tahun, dan 5 menit untuk anak usia 5 tahun.
11.  Menyampaikan selanjutnya peserta akan belajar cara untuk mengurangi perilaku anak yang bertujuan untuk mencari perhatian saja.
12.  Menayangkan film 2.d Jika tidak dapat menayangkan film, ajak peserta melihat Lembar Kerja cerita 2.d.
13.  Menanyakan kepada peserta apa yang mereka pelajari dari cerita tersebut.
14.  Mengucapkan terima kasih kepada peserta yang telah menyampaikan pendapatnya, lalu sampaikan :
a.    Terkadang anak dengan sengaja melakukan hal – hal yang tidak hanya untuk mendapatkan perhatian orangtua saja. Selama perbuatan anak tidak membahayakan anak maupun orang lain, maka orangtua dapat mencoba untuk mengacuhkan perbuatan anak.
b.    Orangtua diharapkan dapat menentukan perilaku mana yang perlu mendapatkan perhatian dan mana yang tidak, sehingga anak berhenti melakukan perilaku buruknya.
15.  Selanjutnya peserta akan praktek menggunakan berbagai cara dalam mengurangi perilaku buruk anak.
16.  Mengajak peserta untuk membentuk 3 kelompok diskusi, lalu berikan salah satu cerita di bawah ini kepada masing masing kelompok (Lembar kerja kelompok). Menentukan siapa saja yang akan berperan menjadi tokoh dalam cerita tersebut, Menentukan  sikap yang sebaiknya dilakukan  oleh  ibu  Lili   dalam masing-masing cerita,
17.  Memerankan cerita tersebut di hadapan kelompok lainnya.
18.  Mengajak  peserta lain untuk melihat sikap yang ditunjukkan oleh ibu Lili, apakah sudah tepat?
19.  Sampaikan flipchart FC.2.e.
20.  Menayangkan film 2.e.  Jika  tidak dapat menayangkan film, ajak peserta melihat Lembar Kerja cerita 2.e.
21.  Menanyakan kepada peserta apa yang mereka pelajari daricerita tersebut
22.  Mengucapkan terima  kasih kepada peserta  yang telah  menyampaikan pendapatnya lalu sampaikan
a.    Dalam  cerita  tadi,  Bu Lili dan  Pak Rusli sepakat  untuk  bersikap tenang namun tegas dalam menghadapi Dewi. Bu Lili dan Pak Rusli tidak  menghakimi tindakan  Dewi, namun  mereka menyampaikan akibat  dari tindakan  Dewi. Bu Lili memilih untuk mengatakan "lbu dan Bapak Khawatir sekali...dan Agus jadi tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah"  daripada mengatakan "Kamu  kemana soja, tidak ada kabar...". Dengan  menyampaikan akibat  dari  perbuatannya, anak akan bisa menerima bahwa ia bersalah.
b.   Bu Lili dan Pak Rusli juga memberikan kesempatan pada Dewi untuk menentukan sikapnya selanjutnya seperti apa.

Langkah 6 : Penutupan
1.      Meminta kepada  ketua  kelompok  untuk  menyampaikan hal-hal penting yang telah ia pelajari hari ini. Lalu minta 2-3 peserta lain untuk menambahkan
2.      Kemudian tunjukkan flipchart  FC. 2.a, 2.b, 2.c, 2.d dan 2.e. yang berisi pesan-pesan penting didalam sesi ini.
3.      Mengajak peserta melihat Lembar Penugasan tentang praktek meningkatkan perilaku baik dan mengurangi perilaku buruk anak. Minta mereka untuk mencoba melakukannya dirumah.
4.      Menyampaikan isi poster dan bagikan brosur "Pintar Mengasuh Anak di Rumah". Minta peserta untuk menyampaikan isi brosur kepada pasangan dan kerabat lainnya dirumah.
5.      Mengingatkan peserta tentang pertemuan selanjutnya yang akan meminta peserta bercerita  tentang  praktek  pengasuhan yang mereka coba lakukan dirumah. Lembar Penugasan harap dibawa kembali.
6.      Memberikan motivasi kepada peserta
7.      Agar mau mencoba melakukan  praktek pengasuhan baru drumah besama pasangannya.
8.      Menutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih atas kesediaan orangtua untuk hadir dan mengikuti sesi ini

Lembar Kerja
Lembar Kerja Kelompok
 

 
POSTER

Lembar Penugasan
BROSUR









BAHAN BACAAN
TOPIK 4. MEMAHAMI PERILAKU ANAK



Seorang anak dilahirkan ke dunia ini bagaikan selembar kertas putih, tanpa mengetahui seperti apa warna dunia yang akan hadir di dalam kertas tersebut. Orangtua dan lingkungan  sangat berperan dalam memberikan warna pada kehidupan anak. Dari orangtua dan lingkunganlah mereka  belajar mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Pembentukan perilaku atau karakter anak dimulai sejak usia dini melalui kebiasaan sehari-hari di rumah  bersama orangtua, saudara kandung, keluarga lainnya dan teman bermainjuga di  sekolah (TAS. TPA, TK, PAUD, TPA, RA).

Cara  meningkatkan perilaku baik anak
Seringkali orangtua hanya memberikan perhatian ketika anak berkelakuan buruk dan cenderung lupa memberikan perhatian pada perilaku baik anak. Dalam kondisi tersebut anak akan merasa bahwa dengan melakukan hal yang buruk  ia akan mendapatkan perhatian  dari orangtua. Berikut ini merupakan beberapa cara agar orangtua dapat meningkatkan perilaku baik anak dan sedikit  demi sedikit akan mengurangi perilaku buruk anak:
a. Memuji perilaku baik anak
Seorang anak memerlukan  dorongan positif  dari orangtuanya, seperti sebuah tanaman yang membutuhkan  air untuk terus hidup. Dorongan positif ini dapat diberikan melalui pujian. Jangan ragu untuk memuji anak atau memberitahu kepada anak bahwa orangtua merasa senang akan hal baik yang telah dilakukan anak.
Ketika orangtua sering menunjukkan rasa senang, mengucapkan pujian dan terima kasih setelah anak melakukan hal baik atau setelah anak melakukan hal yang diharapkan orangtua, maka anak akan mengetahui mana perilaku yang baik dan mana yang tidak baik. Selain itu anak juga akan terdorong untuk melakukan lagi hal baik tersebut. Namun jika orangtua tidak memberikan respon yang baik (memuji) terhadap perilaku baik tersebut, maka anak akan menganggap hal yang dilakukannya tersebut tidaklah penting

b. Memberikan penghargaan
Jika orangtua merasa anak telah melakukan sesuatu yang baik, tidak ada salahnya sesekali memberikan  penghargaan kepada  anak. Saat anak mendapatkan penghargaan karena ia telah melakukan hal baik maka penghargaan tersebut akan mejadi motivasi bagi anak untuk terus melakukan hal baik tersebut. Orangtua bisa memberikan penghargaan sederhana dan tidak memerlukan biaya mahal, misalnya memijat anak, memasak makanan kesukaannya atau mengajaknya bermain bersama.

Namun, orangtua juga perlu cermat dalam memberikan penghargaan kepada  anak.  Seringkali   anak   berusaha   mendapatkan   apa  yang diinginkannya  dengan  menangis,  menjerit,   berteriak,  memukul,  dan sebagainya. Hal tersebut membuat orangtua menjadi bingung, tidak sabar, dan kesal menghadapi mereka, bahkan terkadang merasa malu, dan pada akhirnya  menuruti   permintaan  anak.  Anak  menggunakan  cara-cara tersebut karena ia belum tahu seperti apa seharusnya bersikap dengan lebih  baik jika ia menginginkan  sesuatu. Orangtua dapat mengatakan dengan  tegas  kepada  anak  bahwa  ia  akan  mendapatkan  apa  yang diinginkannya hanya jika ia berkelakuan baik.
Selain itu, menceritakan  hal baik  yang telah  dilakukan  anak kepada anggota keluarga lainnya dihadapan anak tersebut akan membuat anak merasa ia mendapatkan dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk terus berbuat baik.

Dampak dari kekerasan fisik dan non fisik terhadap anak
Banyak orangtua yang merasa bingung menghadapi perilaku buruk anak hingga pada  akhirnya  mengambil  cara singkat  dengan menggunakan kekerasan kepada anak, misalnya dengan memukul, mencubit, menjewer, membentak   dan  memaki   anak.  Orangtua  berfikir   bahwa  dengan menggunakan kekerasan maka anak akan berhenti melakukan hal buruk, padahal tanpa disadari kekerasan tersebut tidak menghentikan perilaku buruk  melainkan  membuat  anak  semakin  merasa  tertantang   untuk melakukan lagi perilaku buruk tersebut. Lebih jauh lagi, tindakan tersebut dapat memunculkan perilaku buruk lainnya.

Orangtua  perlu  mengetahui  dampak  dari  menggunakan   kekerasan (terutama dampak kekerasan  fisik kepada anak}diantaranya adalah:
Anak akan menganggap bahwa memukul, mencubit, atau menyakiti orang lain adalah hal yang   boleh  dilakukan ketika merasa marah
Memukul  dapat menyakiti tubuh  anak. Orangtua terkadang tidak menyadari kekuatan yang digunakan saat memukul seseorang yang tubuhnya jelas lebih kecil dari orang  dewasa
Kekerasan tidak mengajarkan kepada anak bagaimana cara merubah perilaku  buruk  mereka, tetapi membuat  anak merasa takut  kepada orangtua, merasa dipermalukan dan bingung. Bahkan terkadang anak mencari cara agar tidak ketahuan orangtua bahwa ia masih melakukan kebiasaan buruknya tersebut.

Bagi anak yang mencari perhatian dengan melakukan hal-hal buruk, kekerasan fisik yang dilakukan orangtua akan menjadi bentuk perhatian yang dicarinya. Anak akan beranggapan bahwa daripada ia tidak mendapatkan perhatian sama sekali maka lebih baik ia bertingkah buruk agar mendapat perhatian.


Kekerasan dapat menyebabkan anak menjadi agresif, pemarah, dan tidak patuh.








Mengurangi perilaku buruk anak tanpa menggunakan kekerasan harus disesuaikan dengan usia anak. Misalnya bagi anak usia di bawah 2 tahun akan lebih efektif jika orangtua mengubah lingkungan sekitar anak agarmenjadi lebih aman sehingga ia terhindar  dari melakukan hal-hal yang membahayakan. Sementara bagi anak yang lebih besar, perilaku buruk dapat dikurangi dengan memberikan penjelasan terhadap akibat dari perilakunya tersebut dan membuat peraturan bersama. Hal tersebut akan lebih baikdaripada hanya memberikan hukuman ('Parent Effectiveness Training, Thomas Gordon, 2000)

Selain informasi yang disediakan pada Flipchart FC.2.C, berikut ini adalah beberapa cara lain yang dapat dilakukan orangtua untuk menghindari anak melakukan hal yang tidak diharapkan oleh orangtua:
  Menyediakan  kesempatan bermain  yang  banyak (kegiatan positif).  Ketika  anak disibukkan dengan melakukan hal yang disukainya (bermain), maka mereka akan terhindar  dari kemungkinan melakukan hal-hal yang "menggangu" orangtua.
  Membatasi kegiatan anak  yang akan mengganggu atau kurang baik. Ada saat dimana  orangtua  sebaiknya membatasi kegiatan anak untuk  menghindari  anak menjadi terlalu Ielah dan membuatnya menjadi "rewel". Misalnya saat mendekati waktu tidur. Terkadang, tanpa sadar orangtua mengajak anak untuk melakukan banyak hal seperti terlalu banyak bermain sesaat sebelum anak tidur, kemudian saat tidur, orangtua berharap anak menjadi tenang dan bisa dikontrol. Pada saat seperti itu  sebaiknya orangtua berusaha  mengurangi  kegiatan  anak, mengajaknya mulai membereskan mainan terlebih  dahulu, menggendong anak yang masih  kecil, membuat  mereka  lebih  santai. Orangtua  juga dapat memberikan  kesempatan dan peringatan lebih awal sebelum anak akan melakukan aktivitas selanjutnya, misalnya saat waktu untuk tidur telah  tiba  sedangkan anak masih sibuk bermain, orangtua  dapat mengingatkan lebih awal dengan mengatakan "5 menit lagi kita akan tidur, besok kamu bisa bermain lagi".

Cara mengurangi perilaku buruk anak
Ketika anak sudah lebih besar, yaitu telah memahami instruksi sederhana dari orangtua, orangtua  dapat menggunakan "kata-kata"  atau kalimat sederhana untuk mengatasi perilaku buruk anak. Metode untuk mengatasi anak yang lebih besar (di atas 2 tahun dan memasuki usia remaja) dapat dipelajari pada Flipchart FC.2.D dan FC 2.E, juga dapat dipelajari dari film­ film yang diputar pada langkah 5  di atas.
Yang terpenting  adalah orangtua  memiliki  sikap  dan  tindakan  yang konsisten dalam menghadapi perilaku anak. .Sikap konsisten dari orangtua sangat menentukan perubahan perilaku buruk anak. Maksudnya adalah ketika anak dan orangtua sudah menyepakati akibat atau hal apa yang akan diterimanya jika  berkelakuan  buruk  maka orangtua  harus tetap melaksanakan hal tersebut.  Anak  pasti   akan  menc:oba untuk  tidak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat, namun orangtua harus tetap bisa secara konsisten (tegas) menerapkan apa yang telah disepakati bersama.