Minggu, 09 September 2012

HIV AIDS

    Apa itu HIV ???
HIV merupakan singkatan dari ’Human Immunodeficiency Virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama limposit T helper (CD4). yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.Virus HIV bisa menyebabkan AIDS yaitu kondisi dimana seseorang sudah tidak dapat melawan berbagai penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
    Bagaimana cara penularan HIV???
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

1)    Melalui hubungan seks, Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.

    

2)    Melalui ibu kepada anaknya, Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan menyusui.
  

3)    Melalui transfuse darah

4)    Melalui jarum suntik yang terinfeksi HIV, Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi.
    

    Bagaimana cara kerja virus HIV???
Virus HIV menyerang sel T helper (CD4) dan merubahnya menjadi tempat berkembangbiak virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih (sel kekebalan tubuh) sangat diperlukan untuk system kekebalan tubuh manusia, karena tanpa kekebalan tubuh (pelindung dari penyakit), manusia akan sangat mudah diserang penyakit, walaupun penyakit yang sangat ringan sekalipun, dampaknya adalah manusia tersebut dapat meninggal dunia walaupun terkena pilek biasa. T helper (CD4) adalah sebuah marker atau penanda yang berada dipermukaan sel darah putih manusia, terutama sel limfosit. CD4 pada orang dengan system kekebalan tubuh yang menurun menjadi sangat berbahaya, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk tubuh. Pada orang dengan system kekebalan tubuh yang baik, nilai CD4 nya berkisar antara 1400-1500.
Sedangkan pada orang dengan system kekebalan yang terganggu (missal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun, bahkan bisa sampai nol. CD4 yang mempunyai marker dipermukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam penyakit atau infeksi yang beredar dan masuk kedalam tubuh manusia, baik melalui udara, makanan ataupun minuman, dan apabila CD4 berfungsi dengan baik untuk melawan penyakit atau infeksi tersebut, maka tidak menjadi sakit. Jika CD4 berkurang, maka penyakit akan mudah masuk ke tubuh dan menimbulkan penyakit.. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA(ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–virus HI. Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang baru. Virus–virus
baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang.

    Bagaiman perkembangannya virus HIV???

Perkembangan dari HIV dapat dibagi dalam 4 fase:
1.    Infeksi utama (Seroconversion), ketika kebanyakan pengidap HIV tidak menyadari dengan segera bahwa mereka telah terinfeksi.
2.    Fase asymptomatic, dimana tidak ada gejala yang nampak, tetapi virus tersebut tetap aktif.
3.    Fase symptomatic, dimana seseorang mulai merasa kurang sehat dan mengalami infeksi–     infeksi oportunistik yang bukan HIV tertentu melainkan disebabkan oleh bakteri dan virus–virus yang beradadi sekitar kita dalam segala keseharian kita.
4.    AIDS, yang berarti kumpulan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, adalah fase akhir dan biasanya bercirikan suatu jumlah CD4 kurang dari 200.


    Apa tanda-tanda orang terinfeksi HIV???
Cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang mengidap HIV atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan melalui tes darah. Ketika pengujian tidak memungkinkan, ada tanda-tanda tertentu yang bisa menunjukkan apakah seseorang mengidap HIV AIDS atau tidak, yaitu ;


a)    Tanda – tanda umum
a.    Berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan


b.    Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
    
c.    Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
    
d.    Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e.    Gatal-gatal diseluruh tubuh
    
f.    Pembekuan kelenjar (dileher, ketiak, atau selangkangan) dengan atau tanpa infeksi aktif
b)    Tanda-tanda khusus
a.    Batuk menetap lebih dari 1 bulan
    
b.    Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang. Yang mengakibatkan dermatitis (peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal)

c.    Kandidiasis orofaringeal (tanda peringatan bagi ODHA yang mengalami penurunan berat pada kekebalannya yang sering terjadi apabila jumlah CD4 nya kurang dari 200
d.    Herpes simpleks kronis progresif (merupakan penyakit mulut, kulit, dan kelamin)
e.    Limfadenopati generalisata (penyakit pada nodus limpa) (nodus limpa memerlukan filter untuk partikel asing dan berisi sel darah putih yang mengumpulkan dan menghancurkan bakteri virus)
f.    Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
g.    Retinis sitomegalovirus (peradangan yang terjadi pada retina mata yang dapat menyebabkan kebutaan)


    Bagaiman cara penanganan/pengobatan dan pencegahan HIV???
BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN HIV ?
1)    Bagi yang belum menikah dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual (Abstinensia)

2)    Saling setia pada satu pasangan yang tidak terinveksi HIV (be faithfull)
  
3)    Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks yang beresiko

4)    Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian dan tidak steril

Penularan HIV secara seksual dapat dicegah dengan:
•    berpantang seks
•    hubungan monogami antara pasangan yang tidak terinfeksi
•    seks non-penetratif
•    penggunaan kondom pria atau kondom wanita secara konsisten dan benar
Cara tambahan yang lain untuk menghindari infeksi:
•    Bila anda seorang pengguna narkoba suntikan, selalu gunakan jarum suntik atau semprit baru yang sekali pakai atau jarum yang secara tepat disterilkan sebelum digunakan kembali.
Pastikan bahwa darah dan produk darah telah melalui tes HIV dan standar standar keamanan darah dilaksanakan
BAGAIMANA CARA PENGOBATAN HIV
Pengobatan HIV  pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis ,Psikologis dan
        Aspek Sosial.
        Aspek Medis meliputi :
       
           1.   Pengobatan Suportif. Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awalsehingga tidak terjadi hal hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebab kan perburukan keadaan penderita dengan cepat. Penyajian makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan, Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat Anabolik Steroid

           2.   Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.
  Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi HIVdan AIDS.

        1.   Tuberkulosis
              Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
              Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa
              satu tahun.

        2.   Toksoplasmosis
              Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang
              kurang matang.
              Obat :  TMP-SMX  1 dosis/hari.

        3.   CMV
              Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaan,
              Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebab
              kan luka pada usus.
              Obat  :  Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.

        4.   Jamur
              jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida.
              Obat  :  Nistatin  500.000 u per hari
                          Flukonazol 100 mg per hari

           3.   Pengobatan Antiretroviral.

    Apa itu AIDS ???

AIDS adalah singkatan dari ‘Acquired Immunodeficiency Syndrome’ dan menggambarkanberbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS, gejala penyakit atau infeksi yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV yang memperlemah kekebalan tubuh pada manusia. Orang yang terkena virus HIV akan rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena penyakit. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau mengobati AIDS namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk melakukan pencegahan terhadap virus penyebab AIDS, (HIV) terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses penularan merupakan kunci dari pencegahannya. Ada beberapa tindakan untuk dapat mencegah penularan AIDS jika tidak ingin terinfeksi AIDS.

•    Pahami virus HIV sebagai penyebab AIDS dan ajarkan kepada orang lain. Memahami virus HIV dan bagaimana virus ini ditularkan sehingga menjadi AIDS, merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap terjangkitnya AIDS
•    Bila menggunakan jarum suntik, gunakanlah yang baru dan steril. Penyebaran virus paling cepat adalah melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian dengan orang lain yang memiliki status HIV+, penularan melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU (injection drug user).
•    Lakukan tes HIV secara berkala jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi, minimal 1 tahun sekali.

    Kapan seorang terkena AIDS ???
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
•    Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
•    Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
•    Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
•    Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS, lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
    Bagaimana HIV menjadi AIDS ???
Ada  beberapa tahapan ketika orang mulai terinfeksi virus HIV sampai dengan timbul gejala AIDS, yaitu :
•    Tahap I : Periode Jendela, yaitu :
a.    HIV masuk kedalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap virus HIV dalam darah
b.    Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
c.    Tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus HIV
d.    Periode jendela berkisar antara 2 minggu sampai 6 bulan
•    Tahap II : HIV Positif (tanpa gejala)
a.    Tanpa gejala antara 5 sampai 10 tahun
b.    HIV  berkembang biak dalam tubuh
c.    Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
d.    Tes HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
e.    Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya
•    Tahap III : HIV positif (muncul gejala)
a.    System kekebalan tubuh menurun
b.    Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya : pembengkakan kelenja limfa diseluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
c.    Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya.
•    Tahap IV : AIDS
a.    Kondisi system kekebalan tubuh sangat lemah
b.    Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Perjalanan dari HIV ke AIDS
Periode jendela antara
3 - 6 bulan    HIV +
3    - 10 - 15 tahun      AIDS
1 - 2 tahun

Terdapat dua cara pengujian yang tersedia dalam memonitor perkembangan HIV/AIDS:
Pengujian CD4 adalah mengukur jumlah dari CD4 atau sel T–helper didalam darah. Kekuatan dari sistem kekebalan anda adalah merupakan suatu prediksi yang baik tentang bagaimana anda akan memerangi infeksi. Pengujian viral load adalah mengukur jumlah dari HIV didalam darah dalam setiap ml darah. Semakin tinggi viral load maka semakin cepat pula perkembangannya ke AIDS.


Bagaimanakah Cara Penularan AIDS


PENINGKATAN PENULARAN HIV DARI TAHUN KE TAHUN



GRAFIK PRESENTASE JUMLAH KASUS HIV AIDS BERDASARKAN PROVINSI

GRAFIK PRESENTASE JUMLAH KASUS HIV AIDS BERDASARKAN KELOMPOK USIA

Sumber :
Decky Irianti & Nano Sutisna.2010.HIV dan AIDS serta Permasalahannya. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar