Sabtu, 26 September 2015

PERKEMBANGAN ANAK DAN FAKTOR RESIKO

TOPIK 2 :
PERKEMBANGAN ANAK DAN FAKTOR RESIKO
 
 



Pengantar

Setiap anak adalah pribadi yang unik. Tidak ada satupun pasangan anak (identik) sekalipun dilahirkan sebagai kembar. Semua ini merupakan bukti adanya pengaruh bawaan/genetis dan pengaruh lingkungan yang berkombinasi pada setiap anak dalam proses perkembangan mereka menjadi pribadi yang unik pula. Keadaan emosi, fisik dan psikologi anak berhubungan erat dengan pengasuh mereka.
Terkait dengan hal di atas, sebagai pengasuh perlu kiranya memahami dinamika perkembangan anak dan mengenali kebutuhan anak agar dapat berkembang optimal. Selain itu informasi perkembangan anak penting dalam menentukan pola pengasuhan yang tepat guna menghindari faktor resiko yang mungkin ada.
Tujuan Sesi
Di akhir sesi, peserta  mampu :
1.      Memahami tahapan perkembangan anak
2.      Mengidentifikasi faktor resiko yang mengakibatkan anak rentan terhadap kekerasan, eksploitasi dan penelantaran
Alokasi Waktu
Total 120 menit:
1.       30 menit Pengantar dan mengidentifikasi Tahapan Perkembangan Anak
2.       25 menit Diskusi Kelompok Faktor Resiko
3.       40 menit Presentasi Kelompok (pleno) : masing-masing kelompok diberi waktu 5 menit untuk presentasi dan tanya jawab / tanggapan peserta
4.       5 menit Penyegaran
5.       10 menit Penutup
Alat Bantu
1.       1 unit Laptop dan 1 unit LCD/proyektor
2.       Kertas flipchart, spidol, ketas metaplan (MP), pita perekat kertas.
3.       Bahan presentasi
4.       Lembar informasi tahapan perkembangan
5.       Lembar Kerja Kelompok
6.       Lembar Penugasan Rumah
Pokok Bahasan


Langkah Kegiatan















































1.      Tahapan Perkembangan Anak
2.      Faktor Resiko yang mengakibatkan anak rentan terhadap kekerasan.


 



.





Langkah 1 : Pengantar dan Identifikasi Tahapan Perkembangan Anak (30 Menit)
1.       Fasilitator menjelaskan tentang tujuan sesi
2.       Fasilitator menanyakan pada 2 orang peserta yang mempunyai anak dengan usia yang berbeda:
“Sebutkan perkembangan anak masing-masing orangtua saat ini (baik perkembangan fisik, emosional/sosial, dan  intelektual/ kognitif)?”
3.       Fasilitator mencatat dan merangkum komentar peserta
4.       Fasilitator memperkenalkan Informasi tentang Tahapan Perkembangan Anak menggunakan Bahan Bacaan 1 (atau lihat  Pedoman Pelatihan Pekerja Kesejahteraan Anak - Panduan Fasilitator, halaman  73-78, Kemensos & Unicef, 2011)
5.       Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi tahapan perkembangan anak masing-masing orangtua yang hadir menggunakan Lembar Kerja 1.

Langkah 2 : Diskusi Kelompok (20 menit)
1.       Bagi peserta menjadi 6 kelompok berdasarkan kelompok usia anak (atau sesuai kebutuhan masing-masing kluster anak) :
Ø  0-18 bulan
Ø  18-36 bulan
Ø  3-6 tahun
Ø  7-9 tahun
Ø  10-12 tahun
Ø  13-17 tahun
2.       Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan hal apa saja yang dapat membuat anak menjadi rentan (kemungkinan menjadi korban) terhadap kekerasan, eksploitasi dan penelantaran dan tidak mencapai tahapan perkembangan yang optimal. Gunakan Lembar Kerja 2 tentang Identifikasi Resiko

Langkah 3 : Presentasi kelompok (40 menit)
1.       Minta setiap kelompok untuk melakukan presentasi (@5menit/ kelompok)
2.       Tanya jawab
3.       Presentasi fasilitator menggunakan Power Point tentang Faktor Resiko terkait dengan kondisi Anak, Keluarga dan Lingkungan

Langkah 4 : Penyegaran (5 menit)
1.       Lakukan permainan yang ada pesan terkait dengan materi, misalnya permainan “Tupai dan Pohon”, “Angin Berhembus”, dan lain-lain.
2.       Catatan: Apapun permainannya, pesan yang ingin disampaikan dalam permainan tersebut adalah ada banyak factor resiko yang membuat anak tidak mencapai perkembangan yang optimal. (Keterangan : pada saat instruksi/perintah permainan tidak jelas, yang dianalogkan sebagai instruksi/perintah orangtua yang tidak jelas diterima oleh anak, dapat membuat anak tidak mencapai perkembangan yang optimal, karena tidak sesuai dengan yang diinginkan, bahkan mungkin perintah ambifalen/mendua antara ayah dan ibu dapat memuat anak “kebingungan” mana yang harus diikuti).

Langkah 5 : Penutup (10 menit)
Fasilitator merangkum kembali apa yang telah dipelajari dengan menggunakan slide Presentasi tentang Faktor Resiko yang dapat menyebabkan anak rentan (kemungkinan menjadi korban) dan tidak mencapai tahapan perkembangan yang optimal.
Bahan Bacaan
Bacaan inti:
Pedoman Pelatihan Pekerja Kesejahteraan Anak - Panduan Fasilitator, halaman  73-78, Kemensos & Unicef, 2011)

·         Bacaan yang disarankan:
·         Sarlito Wiarawan Sarwono. Psikologi Perkembangan. Gramedia. 2010
·         Kartini Kartono. Psikologi Perkembangan. Gramedia. 2009 








Bahan Bacaan 1.
Tahap-tahap Perkembangan

Bayi: (0-18 bulan)
Fisik:
0-3 bulan
§  Mengisap, refleks menggenggam
§  Mengangkat kepala waktu dipangku di pundak
§  Menggerakkan tangan dengan aktif
§  Bisa mengikuti obyek dan memusatkan perhatian

3-6 bulan
§  Berguling
§  Mengangkat kepala waktu didudukkan
§  Mengangkat lutut, merangkak
§  Menggapai obyek

6-9 bulan
§  Duduk tanpa dibantu, lebih banyak menghabiskan waktu dalam posisi tegak
§  Belajar merangkak
§  Memanjat tangga
§  Mengembangkan koordinasi mata dan tangan

9-18 bulan
§  Mencapai mobilitas, dorongan kuat untuk memanjat, merangkak
§  Berdiri dan berjalan
§  Belajar berjalan sendiri
§  Belajar untuk memegang dengan ibu jari dan jari
§  Makan sendiri
§  Memindahkan benda-benda kecil dari satu tangan ke tangan yang lain

Emosional/sosial:
§  Ingin kebutuhannya dipenuhi
§  Mengembangkan rasa keamanan
§  Tersenyum secara spontan dan responsif
§  Menyukai gerakan, dipegang dan digoyang-goyang
§  Tertawa keras
§  Bersosialisasi dengan siapa saja, tapi tahu siapa ibu atau pengasuhnya
§  Merespons kalau digelitik
§  Lebih menyukai pengasuh
§  Mungkin akan menangis kalau didekati orang yang tak dikenal
§  Seringkali menunjukkan kecemasan
§  Memperluas ikatan terhadap pengasuh utama ke dunia yang lebih luas
§  Menunjukkan permanensi objek, tahu bahwa orang tua ada dan akan kembali (membantu anak menangani kecemasan) 

Intelektual/kognitif:
§  Vokalisasi suara
§  Tersenyum dan menunjukkan perasaan senang
§  Mengenal pengasuh utama
§  Menggunakan kedua tangan untuk memegang obyek
§  Memiliki minat visual yang luas
§  Memasukkan segalanya ke mulut
§  Menyelesaikan masalah yang sederhana, misalnya: akan menyingkirkan rintangan untuk menggapai obyek
§  Memindahkan obyek dari satu tangan ke tangan lain
§  Merespons perubahan di lingkungannya dan dapat mengulangi aksi yang menyebabkannya
§  Mulai merespons kata-kata dengan selektif
§  Menunjukkan perilaku intensional, mulai melakukan aksi
§  Menyadari kalau ada obyek yang hilang dan akan mencarinya
§  Tertarik dan memahami kata-kata
§  Mengucapkan kata-kata seperti ‘mama’, ‘dada’

Anak-anak : 18-36 bulan
Fisik
  • Menikmati aktivitas fisik seperti berlari, menendang, memanjat, melompat, dll.
  • Mulai dapat mengontrol keinginan untuk buang air
  • Bisa memanipulasi benda-benda kecil dengan tangannya

Emosional/sosial
  • Mulai menyadari keterbatasan; sering mengatakan ‘tidak’.
  • Membangun perasaan positif yang nyata tentang diri sendiri melalui eksplorasi dunia yang terus menerus
  • Terus mengembangkan keterampilan komunikasi dan mengalami respons atas orang lain
  • Perlu mengembangkan perasaan diri dan melakukan sesuatunya untuk diri sendiri
  • Membuat pilihan-pilihan sederhana seperti apa yang akan dimakan, apa yang akan dipakai dan aktivitas apa yang akan dilakukan

Intelektual/kognitif
  • Anak-anak memiliki kosakata yang terbatas antara 500-3000 kata dan hanya bisa membuat kalimat yang terdiri dari tiga atau empat kata.
  • Mereka tidak memahami tentang kata ganti, dan hanya paham sedikit tentang kata depan
  • Umumnya anak-anak bisa menghitung, tapi mereka melakukan itu dari ingatannya, tanpa pemahaman tentang apa itu angka.
  • Secara kognitif, anak-anak dalam usia ini sangat egosentris dan konkret dalam pemikiran mereka, dan percaya bahwa orang dewasa tahu segalanya. Ini berarti bahwa mereka melihat segalanya dari perspektif mereka sendiri.
  • Mereka berasumsi bahwa setiap orang lain melihat, bertindak, dan merasa seperti yang mereka lihat dan rasakan, dan percaya bahwa orang dewasa telah tahu segalanya. Ini menimbulkan perasaan dalam diri mereka bahwa mereka tidak perlu menjelaskan sebuah peristiwa dengan rinci.
  • Anak-anak mungkin memiliki gambaran yang jelas tentang berbagai peristiwa yang berkaitan dengan mereka tapi mungkin kesulitan untuk mengungkapkan pikiran mereka atau memberikan rinciannya. Oleh sebab itu, kebanyakan pertanyaan perlu diajukan tentang pengasuh mereka.
  • Anak-anak bisa mengaitkan pengalaman mereka bila diajukan pertanyaan secara khusus dan tepat.
  • Belajar menggunakan ingatan dan mendapatkan dasar-dasar pengendalian diri.


Prasekolah: (3-6 tahun)
Fisik:
§  bisa berpakaian sendiri
§  telah menyempurnakan koordinasi dan belajar banyak keterampilan baru
§  sangat aktif dan suka melakukan hal-hal seperti memanjat, melompat, dan melalukan stunt

Emosional/sosial
  • mengembangkan kemampuan untuk berbagi dan bergantian
  • bermain secara kooperatif dengan teman sebaya
  • mengembangkan kemandirian
  • mengembangkan identitas etnis dan gender
  • belajar membedakan antara realita dan fantasi
  • belajar untuk membuat koneksi dan perbedaan antara perasaan, pikiran dan tindakan

Intelektual/kognitif
  • dengan anak prasekolah, kemampuan mereka untuk memahami bahasa biasanya berkembang sebelum mereka bisa berbicara
  • pada saat berusia 6 tahun, kosakata mereka telah meningkat antara 8000 sampai 14000 kata tapi perlu diingat bahwa anak-anak dalam usia ini seringkali mengulangi kata-kata tanpa sepenuhnya mengerti artinya.
  • mereka telah belajar tentang penggunaan kata depan (atas/bawah, depan/belakang, di samping) dan beberapa kata ganti (saya, dia, mereka) dan telah mulai menguasai beberapa kata sifat.
  • anak-anak prasekolah terus menjadi egosentris dan konkret dalam pemikiran mereka. Mereka masih belum bisa melihat sesuatu dari perspektif orang lain, dan mereka bernalar berdasarkan hal-hal spesifik yang bisa mereka visualisasikan dan yang penting bagi mereka (misalnya, “Ayah dan Ibu”, bukannya keluarga).
  • bila ditanya, umumnya mereka siapa mengungkapkan siapa, apa, dimana, dan kadang-kadang bagaimana, tapi tidak kapan atau berapa banyak. Mereka juga bisa memberikan beberapa rincian tentang sebuah kejadian.
  • perlu diingat bahwa anak-anak seusia ini akan terus kesulitan untuk menyatakan konsep tentang urutan dan waktu. Akibatnya, mereka kelihatannya tidak konsisten waktu menceritakan sebuah kejadian hanya karena mereka seringkali kesulitan untuk mengikuti urutan awal-tengah-akhir.

Anak-anak usia sekolah (7-9 tahun)
Fisik:
  • telah meningkatkan koordinasi dan kekuatan
  • menikmati menggunakan keterampilan baru, baik motorik kasar atau halus
  • berat badan dan tinggi badan terus meningkat

Emosional/sosial
  • kemampuan untuk berinteraksi dengan rekan sebaya meningkat
  • memiliki lebih banyak teman dari jenis kelamin yang sama
  • kemampuan untuk berkompetisi meningkat
  • mengembangkan dan menguji nilai-nilai dan kepercayaan yang akan menuntun perilaku sekarang dan masa depan.
  • memiliki identitas kelompok yang kuat, terus mengembangkan diri melalui rekan sebaya.
  • perlu mengembangkan rasa penguasaan dan pencapaian berdasarkan kekuatan fisik, pengendalian diri dan prestasi sekolah.

Intelektual/kognitif
  • pada usia awal, anak-anak mulai berpikir logis, yang berarti bahwa mereka mulai menggunakan pengetahuan pribadi mereka dan pengalaman mereka atas situasi tertentu untuk menentukan apakah itu masuk akal atau tidak, bukannya menerima saja apa yang mereka lihat.
  • Konsep temporal berkembang pesat pada usia ini, karena mereka mulai memahami gagasan tentang waktu, serta hari, tanggal dan waktu sebagai sebuah konsep yang berbeda dengan angka.
  • Kebanyakan anak-anak telah memiliki konsep kognitif dan linguistik dasar yang diperlukan untuk mengomunikasikan sebuah kejadian yang abusif secara memadai.
  • Mereka juga bisa meniru pola bicara orang dewasa. Akibatnya, mudah untuk dilupakan bahwa anak-anak seusia ini masih belum berkembang sepenuhnya secara kognitif, emosional dan linguistis.

Remaja Awal (10-12 tahun)
Fisik
  • Koordinasi dan kekuatan telah meningkat
  • Bagian-bagian tubuh telah berkembang menyerupai orang dewasa
  • Mulai masuk masa puber – perkembangan seksual yang nyata, perubahan suara, dan bau badan adalah hal yang biasa terjadi.



Emosional/sosial
  • Kemampuan untuk berinteraksi dengan rekan sebaya meningkat
  • Kemampuan untuk berkompetisi meningkat
  • Mengembangkan dan menguji nilai-nilai dan kepercayaan yang akan menuntun perilaku di masa kini dan masa mendatang
  • Memiliki identitas kelompok yang kuat, terus mengembangkan diri melalui rekan sebaya
  • perlu mengembangkan rasa penguasaan dan pencapaian berdasarkan kekuatan fisik, dan pengendalian diri
  • Mengembangkan konsep diri sebagian karena keberhasilan di sekolah

Intelektual/kognitif
  • Remaja awal telah meningkatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan keterampilan.
  • Tahun-tahun remaja awal ditandai dengan dimulainya berpikir abstrak tapi berubah menjadi pemikiran yang konkret di bawah tekanan.
  • Meskipun berpikir abstrak umumnya dimulai pada periode usia ini, remaja masih mengembangkan metode penalaran ini dan tidak bisa membuat seluruh lompatan intelektual, seperti menyimpulkan sebuah motif atau penalaran secara hipotetis.
  • Remaja dalam usia ini belajar mengembangkan cara berpikir mereka di luar pengalaman atau pengetahuan pribadi mereka dan mulai melihat dunia luar melalui perspektif hitam-putih atau perspektif benar-salah.
  • Kemampuan interpretatif berkembang selama masa remaja awal ini, seperti halnya kemampuan untuk mengenal urutan sebab dan akibat.
  • Remaja awal bisa menjawab siapa, apa, di mana, dan kapan, tapi masih mengalami kesulitan dengan pertanyaan mengapa.
Remaja Menengah (13-17 tahun)
Fisik:
  • 95% telah mencapai tinggi orang dewasa
  • Tidak begitu peduli dengan perubahan fisik tapi sangat tertarik dengan penampilan pribadi
  • Aktivitas fisik semakin meningkat
  • Karakteristik seksual sekunder

Emosional/sosial
§  Konflik dengan keluarga cukup menonjol akibat adanya ambivalensi tentang kemandirian
§  Ikatan teman sebaya yang kuat
§  Suka bereksperimen – seks, narkoba, teman, pekerjaan, perilaku yang berisiko
§  Berjuang dengan rasa identitas
§  Angin-anginan
§  Menolak nilai-nilai dan gagasan orang dewasa
§  Mengambil risiko – “itu tidak akan terjadi pada saya.”
§  Mencoba peranan orang dewasa
§  Menguji nilai-nilai dan gagasan baru
§  Pentingnya hubungan – mungkin telah mulai memiliki hubungan asmara

Intelektual/kognitif
§  Pertumbuhan dalam pikiran abstrak berubah menjadi pikiran konkret di bawah tekanan
§  Hubungan sebab-akibat dipahami dengan lebih baik
§  Sangat asyik dengan diri sendiri
Lembar Kerja 1 :
Informasi Tahap Perkembangan Anak masing-masing orang tua yang hadir dalam pertemuan, baik perkembangan secara fisik, emosional/sosial, maupun intelektual /kognitif.

Petunjuk pengisian: lembar ini diisi oleh kedua orangtua atau pengasuh
Nama Anak Penerima PKSA

Nama Ayah

Nama Ibu

Nama Pengasuh (Jika anak tinggal di luar rumah)

Informasi Perkembangan Anak
Anak Kesatu
(usia…………..)
Anak Kedua (usia………..…)
Anak Ketiga (usia…………..)
Fisik





Emosional/Sosial






Intelektual/Kognitif






Lembar Kerja 2 :
Kelompok Usia Anak
FAKTOR RESIKO
ANAK
KELUARGA/
TEMPAT PENGASUHAN UTAMA (Misal: Panti Asuhan)
LINGKUNGAN
0-18 bulan





18-36 bulan





3-6 tahun





7-9 tahun





10-12 tahun





13-17 tahun










Tidak ada komentar:

Posting Komentar