Sahabatku yang baik hatinya, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri ….
... Tuhanku Yang Maha Lembut,
Terima kasih atas pengertian bahwa "Masalah adalah tanda kelasku."
"Masalah besar adalah untuk orang besar, dan masalah kecil untuk orang kecil."
Engkau tak akan memasukkanku ke dalam masalah yang tak dapat kuatasi, maka jika aku menguatkan diri untuk menghadapi masalah - ia akan selesai.
Tapi, jika aku lari, masalah yang lebih besar akan datang menyusuliku.
Jika dengan masalah kecil saja, aku sudah hampir kehabisan nafas, kapankah aku bisa sampai pada kelas pribadi dengan masalah yang lebih besar?
Tugasku bukanlah untuk menghapus masalah - karena itu tidak mungkin, tapi menjadi pribadi yang mengupayakan kebaikan karena masalahku.
Maka di hari yang penuh kemungkinan ini, aku mohon Engkau membantuku untuk tidak memarahi masalahku, tapi meramahinya dengan penerimaan yang baik, tulus mengunduh pengertian yang datang bersamany, dan mengupayakan kebaikan karenanya.
Tuhan, jadikanlah kekasih kecilMu ini jiwa yang tabah dalam kesulitan dan penuh syukur dalam rezeki yang baik.
Aamin
DUA MASA KELUHAN
Untuk Anda yang sudah mulai letih mendengar keluhannya sendiri, cobalah ikuti alur pikiran ini ...
Kehidupan kita ini dibagi dua, dan dua-duanya penuh keluhan.
...
Bagian yang pertama, saat kita masih muda, penuh dengan keluhan tentang kurangnya kemampuan, kurangnya uang, kurangnya kedamaian, kurangnya cinta, kurangnya keberanian, dan kurangnya penghargaan atas keberadaan kita.
Pada bagian yang kedua, jika kita berhasil mendewasakan diri secara mental dan dalam peran sosial, kita masih akan tetap mengeluh, tapi dengan keluhan yang anggun.
Nah, sekarang Anda pasti bertanya: "Apakah keluhan yang anggun itu?"
KELUHAN YANG ANGGUN adalah keluhan yang sebetulnya tidak boleh dilakukan, karena itu adalah sesungguhnya keluhan kepada Tuhan.
Seperti,
Tuhanku Yang Maha Adil dan Maha Penyayang,
Mengapakah Kau taruh seorang yang lemah dan tak amanah sebagai pemimpin bagi banyak orang; dan bukan orang yang jujur, tegas, dan menyayangi sesamanya?
Mengapakah Kau berikan banyak uang kepada orang yang memfoya-foyakannya untuk judi dan pemuasan nafsu, sedangkan banyak saudaraku kelaparan dan tak mampu membiayai pendidikan yang baik?
Mengapakah Kau berikan tubuh yang gagah dan sehat kepada para pemalas, dan Kau ijinkan penyakit melemahkan saudaraku yang jujur dan rajin?
Hmm … itu adalah keluhan orang yang sudah selesai mengurusi dirinya sendiri, yang sudah selesai mengatasi keluhan-keluhannya sendiri, dan yang menugaskan diri untuk menjadi pelayan bagi kebaikan sesamanya.
Untuk keluhan yang seperti ini, mudah-mudahan Tuhan tersenyum, dan mengirimkan kekuatan yang besar, untuk menjadikan keluhan itu sebagai tugas kehidupan jiwa baik yang mengeluh itu.
Maka janganlah lama-lama berada dalam masa keluhan yang pertama, yaitu keluhan karena kekurangan diri sendiri.
Masukilah masa yang penuh kesyukuran, yaitu masa yang penuh keluhan mengenai kerinduan untuk melebihkan kebaikan bagi sesama.
Semoga Tuhan segera mengeluarkan kita dari masa kekurangan, dan memasukkan kita ke masa yang melebihkan kebaikan bagi keluarga dan sesama.
Aamiin
----------------
"Anda tidak mungkin bisa memberi, tanpa menjadi lebih pantas menerima."
Untuk Anda yang sudah mulai letih mendengar keluhannya sendiri, cobalah ikuti alur pikiran ini ...
Kehidupan kita ini dibagi dua, dan dua-duanya penuh keluhan.
...
Bagian yang pertama, saat kita masih muda, penuh dengan keluhan tentang kurangnya kemampuan, kurangnya uang, kurangnya kedamaian, kurangnya cinta, kurangnya keberanian, dan kurangnya penghargaan atas keberadaan kita.
Pada bagian yang kedua, jika kita berhasil mendewasakan diri secara mental dan dalam peran sosial, kita masih akan tetap mengeluh, tapi dengan keluhan yang anggun.
Nah, sekarang Anda pasti bertanya: "Apakah keluhan yang anggun itu?"
KELUHAN YANG ANGGUN adalah keluhan yang sebetulnya tidak boleh dilakukan, karena itu adalah sesungguhnya keluhan kepada Tuhan.
Seperti,
Tuhanku Yang Maha Adil dan Maha Penyayang,
Mengapakah Kau taruh seorang yang lemah dan tak amanah sebagai pemimpin bagi banyak orang; dan bukan orang yang jujur, tegas, dan menyayangi sesamanya?
Mengapakah Kau berikan banyak uang kepada orang yang memfoya-foyakannya untuk judi dan pemuasan nafsu, sedangkan banyak saudaraku kelaparan dan tak mampu membiayai pendidikan yang baik?
Mengapakah Kau berikan tubuh yang gagah dan sehat kepada para pemalas, dan Kau ijinkan penyakit melemahkan saudaraku yang jujur dan rajin?
Hmm … itu adalah keluhan orang yang sudah selesai mengurusi dirinya sendiri, yang sudah selesai mengatasi keluhan-keluhannya sendiri, dan yang menugaskan diri untuk menjadi pelayan bagi kebaikan sesamanya.
Untuk keluhan yang seperti ini, mudah-mudahan Tuhan tersenyum, dan mengirimkan kekuatan yang besar, untuk menjadikan keluhan itu sebagai tugas kehidupan jiwa baik yang mengeluh itu.
Maka janganlah lama-lama berada dalam masa keluhan yang pertama, yaitu keluhan karena kekurangan diri sendiri.
Masukilah masa yang penuh kesyukuran, yaitu masa yang penuh keluhan mengenai kerinduan untuk melebihkan kebaikan bagi sesama.
Semoga Tuhan segera mengeluarkan kita dari masa kekurangan, dan memasukkan kita ke masa yang melebihkan kebaikan bagi keluarga dan sesama.
Aamiin
----------------
"Anda tidak mungkin bisa memberi, tanpa menjadi lebih pantas menerima."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar