PROFIL PSBN WYATA GUNA BANDUNG
Jl. Pajajaran no 52 tlpn/fax(022)4205214
PSBN Wyata Guna adalah unit pelaksana teknis di bidang rehabilitasi dan pelayanan sosial dilakukan dikementrian sosial, berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada dirjen rehabilitasi sosial kementrian sosial RI. Tugas dari PSBN Wyata Guna mempunyai tugas memberikan bimbingan,pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif,rehabilitasi,promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasarpendidikan,fisik,mental,sosial,pelatihan keterampilan,resosialisasi,dan bimbingan lanjut bagi para penyandang cacat netra agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan masyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan,pemberian informasi dan rujukan.
Fungsi-fungsi teknis PSBN Wyata Guna
1. Penyusunan rencana program,evaluasi,dan laporan
2. Pelaksanaan registrasi,observasi,identifikasi,diagnosis sosial dan perawatan
3. Pelaksanan pelayanan dan rehabilitasi yang meliputi bimbingan mental,sosial,fisik dan keterampilan
4. Pelaksanaan resosialisasi,penyaluran dan bimbingan lanjut
5. Pelaksanaan pemberian informasi dan advokasi
6. Pelaksanaan pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rehabilitasi sosial
7. Pelaksanaan urusan tata usaha
Visi yaitu mewujudkan kesetaraan dan kemandirian penyandang cacat netra
Misi yaitu: meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat, Sumberdaya penyandang cacat netra, menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta,perguruan tinggi, organisasi sosial dalam peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat netra, peningkatan profesionalisme pekerja sosial dalam pelayanan rehabilitasi penyandang cacat netra.
Kapasitas pelayanan pengasramaan di PSBN Wyata Guna menampung 250 anak asuh yaitu pelayanan rehabilitasi sosial 150 anak dan pelayanan pendidikan formal 100 anak.
sarana dan prasaranan
gedung kantor
gedung perpustakaan
gedung audotorium
gedung poliklinik
gedung pendidikan dan keterampilan
gedung ruang makan
ruang data
gedung panti pijat shiatsu
gedung panti massage
gedung asrama (15 asrama)
mesjid
gereja
rumah dinas
guest house
dapur umum
sarana latihan keterampilan
sarana kesehatan
sarana olah raga
Persyaratan masuk panti yaitu :
• Penyandang cacat netra potensial yang mengalami disfungsi sosial dan tidak cacat ganda
• Membuat permohonan bermaterai ditunjukan kepada PSBN
• Surat keterangan dokter mata
• Usia produktif 15-35 tahun
• Keterangan kelakuan baik dan tidak mampu
• Belum menikah
• Pernyataan orang tua/wali
• Pass foto 2x3 10 lembaran
PROFIL/IDENTITAS KLIEN
Nama : wamma
Tempat/Tggl Lahir : Riau, 1 desember 1977
Hobi/Kegemaran : Baca Buku Motivasi
Alamat : di panti WG
Jenis Kelamin : perempuan
Sejarah : sejak kecil telah tuna netra
Nama ayah : sulaika
Nama ibu : indri
Tinggi Badan : 145
Berat Badan : 45
Bentuk Badan : sedang
Fisik : semua lengkap kecuali mata yang tuna netra
Psikologis : sudah mampu mengatasi stressnya
Emosional : mampu mengatasinya
Intelektual sosial : dalam pergaulan butuh interaksi dan pendekatan lagi,karena daya tangkap yang kurang.
Warna Kulit : Kuning Langsat
Agama : Islam
Status : belum menikah
Pekesos : bu yani yang menjadi pekerja sosialnya
Keterampilan : sudah banyak hasil karya yang telah dilakukan antara lain yaitu, taplak meja, kresek kaki,dan rajutan.
Panggilan wamma itulah yang sering terdengar ketika ia dipanggil oleh teman-teman sejawatnya, usianya kini sudah 36 tahun namun belum menikah, awal kejadian dia saat menjadi seorang tuna netra ketika berusia 2 tahun saat itu dia mengalami demam yang sangat tinggi dan mengakibatkan kejang pada tubunhnya, lambat laun pun penglihatannya sedikit berkurang dan semakin berkurang akhirnya hilang hanya terlihat seperti cahaya. Tak ada rasa malu yang terpancar disetiap raut wajahnya, wamma adalah sosok yang patut dijadikan contoh dia memiliki 8 saudara tiri dari satu bapak dan 6 saudara dari satu ibu, keadaan sosial ekonomi keluarganya dapat dikatakan sangat membutuhkan bantuan dari sanak kelurga dan orang sekitarnya,keberfungsian klien dalam ketika mash tinggal bersama orang tuanya namun ketika berada dipanti ini sudah mulai banyak belajar menggunakan alat-alat seperti sapu. selama ini dia hanya seorang diri tanpa adanya saudara disekelilingnya. Asal daerah Riau yang dikirim daerah untuk bersekolah kePSBN Wyata Guna,banyak persyaratan yang harus ia lakukan untuk dapat belajar agar lulus menjadi siswa yang dikirim dalam yayasan PSBN ini,sehingga 2 orang dia beserta temannya lulus untuk dikirim dikota bandung ini.kini dia 2 tahun telah berada di PSBN Wyata Guna, dia merasa Banyak mendapatkan pelajaran setelah di PSBN Wyata Guna seperti, manyapu,mengepel,nyuci dan tidak menyusahkan orang tua dan orang disekelilingnya.
ANALISIS MASALAH
Dalam kasus pada klien wamma ini merupakan penyakit yang dialami sejak ia kecil sehingga masih menimbulkan daya kenangan yang diingat namun memorinya yang tak terbatas karena usianya yang masih kecil.banyak mengalami pengucilan,diremehkan,dan diabaikan.sehingga mengalami krirsis kepercayaan diri, dia juga selalu merasa hinaan itu selalu tertuju padanya sehingga bersikap menyendiri. Dalam diri klien salah satu masalah adalah pemenuhan kebutuhan Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut adalah: Kebutuhan physic – biologis, Kebutuhan bagian dari kelompok (sense of belonging)
Tunanetra secara garis besar dapat dibagi empat jenis, yaitu:
1. Berdasarkan Waktu Terjadinya Ketunanetraan
a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
d. Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
e. Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.
2. Berdasarkan Kemampuan Daya Penglihatan
a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
b. Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.
c. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
Seorang tunanetra sangat membutuhkan adanya pengakuan baik dari keluarga maupun lingkungan masyarakatnya, Kebutuhan untuk merasa dirinya dianggap penting dan berguna,dan Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang ingin ia rasakan seperti orang normal. Wamma termaksud tuna netra yang memiliki totally blind yang keseluruhan penglihatan ia tak terlihat, menggunkan alat-alat indr yang masih berfungsi untuk dapat melanjutkan hidupnya.
PEMECAHAN MASALAH
Dalam pelayanan yang diberikan panti pun diberikan wewenang kepada pekerja sosial untuk membantu dalam pemecahan masalah klien agar mampu berfungsi dengan baik sesuai dengan perannya, walaupun dia sebagai tuna netra.
Tahapan pelayanan
1. Pendekatan awal
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan , antara lain:
a. Pendekatan Pekerja Sosial
b. Pendekatan Psikologis
c. Pendekatan Ekonomi
2. Penerimaan, dimana proses adptasi yang selalu dipantau oleh petugas panti baik peksos yang menangani wamma.
3. Pengasraman, yaitu saling membaur dengan anggota tuna netra lainnya.
4. Orientasi, Pengenalan lingkungan, baik asrama dan bimbingan/pelatihan, aturan, dan tata tertib yang berlaku di panti.
5. Assesmen, perkenalan terhadap kasus yang dialami oleh wamma dapat dikatakan sesi curhat.
6. Perumusan rencana intervensi, Penentuan jenis pelayanan yang diikuti oleh kelayan.Penempatan kelayan dalam program pelayanan.
7. Bimbingan sosial,mental,fisik, dan keterampilan, ini diberikan kepada seluruh tuna netra agar mempunyai kemampuan dan mengembangkan bakat yang ia miliki
8. Resosialisasi
• Pelatihan kemandirian
• Praktek belajar kerja (PBK)
• Bimbingan pembinaan bantuan stimulan usaha produktif
9. Penyaluran, dalam proses ini diberikan bagaimana dapat mencari sistem sumber yang dapat membantu dia untuk berfungsi.
10. Bimbingan lanjut, ketika membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya yang dianggap belum dapat diatasi klien, atau dalam pembahasan ini sadara wamma.
11. Terminasi.ini diberikan ketika klien atau tuna netra selesai dalam proses belajar di wyata guna.melanjutkan atau mengakhirinya.
12. Pengarsipan data klien/anak asuh
KESIMPULAN
Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna adalah unit pelaksana Teknis di bidang rehabilitasi dan pelayanan sosial di lingkungan departemen sosial, berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada dirjen pelayanan sosial departemen sosial.
PSBN Wyata Guna mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan, dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi dan bimbingan lanjut bagi para penyandang cacat netra agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan.
Lingkungan sekitar sangat mempengaruhi keberadaan tuna netra apakah ia diterima dengan baik atau hanya sekedar dijadikan pajangan rumahan, kita harus mampu memberdayakannya, mendukung setiap program pemerintah yang dapat membentu mereka agar lebih berfungsi dengan baik.
SARAN
Tunanetra sangat membutuhkan adanya pengakuan baik dari keluarga maupun lingkungan masyarakatnya, Kebutuhan untuk merasa dirinya dianggap penting dan berguna,pihak yang terlibat seperti keluarga dan masyarakat sekitar untuk mengakui mereka.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar