Sabtu, 21 April 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR



                                             TUGAS PENYULUHAN SOSIAL 
        “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR”

Dosen Pembimbing :
Dra.Neni Kusumawardani, MS





Oleh :
Yuyun yulia                        10.04.182
Wahyu J.Sulistiono            09.04.134
Jemmy Defriyansyah            10.04.094
   Dwi putri larasati                  09.04.003
    Ludgardis bupu                     10.04.354

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2012


KATA PENGANTAR
   Alhamdulillah, Segala puji hanya milik Allah. Kami memuji-NYA, memohon pertolongan-NYA, dan memohon ampunan-NYA. Kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan dari diri kami dan dari perbuatan buruk kami.
   Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tak ada yang bisa memberinya petunjuk.
   Dan dengan Rahmat dan Karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini, dan kami ucapkan terimakasih kepada ibu Neni Kusumawardani selaku dosen Mata kuliah Penyuluhan Sosial
Meskipuan tidak sempurna dan masih banyak kekurangannya, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah.
Kami berharap kritik dan saran yang membangun. Dan semoga proposal ini ada manfaatnya bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri.
Akhir kalam, semoga segala amal dan kebaikan kita semua diterima dan selalu diridhai Allah SWT. Amin…

                                                                                                                                                    Bandung,    April 2012

DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………….….……………….. i
Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………….….1
A.      Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………………………3
B.      Tujuan Penulisan.…………………………………………….……………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….……………………………...............……4
A.      Tujuan Belajar…....…………………………………………………………………………….…………………………………4
B.      Tingkat Aspirasi.…………………………………………………………………………….…………………………………...5
C.      Pengertian Hal Yang Di Pelajari……………………………………………………….…………………………….......5
D.     Pengatahuan Tentang Keberhasilan Dan Kegagalan…….……………….…………………………………….6
E.      Umur Individu........……………………………………………………………………………………………………………..7
F.       Kapasitas Belajar.................………………………………………………………………………………………….......7
G.     Bakat .....................................................................................................................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11
Kesimpulan ..................................................................................................................................11
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………………..……….….. 12


 





BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Penyuluhan adalah suatu bidang keilmuan yang didasarkan pada pendekatan pendidikan non formal melalui proses pembelajaran dan penyadaran bagi masyarakat, seseorang kelompok, komunitas, maupun masyarakat yang dimana dapat melakukan perubahan perilaku kearah yang lebih baik dengan menggunakan prinsip-prinsip secara teoritis, konseptual, maupun normatis. Pengertian dari penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua “stakeholders” agribisnis melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan (Mardikanto, 2003)
Penyuluhan sosial adalah proses untuk memberi penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang belum diketahui dilaksanakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyaraka. Melalui penyuluhan sosial dapat dilakukan kegiatan informasi,komunikasi dan edukasi dalam rangka penyiapan sosial, pemantapan sosial, pengembangan sosial dan peningkatan partisipasi sosial. Peran Penyuluhan Sosial dalam penanganan masalah sosial melalui model  dan strategi sebagai berikut :
1.      Pelayanan Pengembangan (developmental services) untuk menumbuhkan berbagai sumber-sumber dan potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat  baik yang bersifat individu, kelompok, maupun yang bersifat sosial termasuk pengembangan keserasian berbagai peraturan perundang-undangan yang ada, standarisasi, akreditasi.
2.      Penanganan masalah-masalah yang berskala makro, penyuluhan sosial diarahkan pada isu-isu berskala makro, mendasar dan mempunyai cakupan nasional atau berdampak positif terhadap penanganan permasalahan sosial secara lintas sektor.
3.      Pendekatan desentralistik (bottom up) sesuai dengan Undang-undang  No.32 tahun 2004, untuk masa yang akan datang. Penyuluhan Sosial harus menerapkan pendekatan desenralistik yang bertumpu pada kebutuhan-kebutuhan, aspirasi-aspirasi, sumber-sumber dan potensi serta kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat, membangun jaringan kerjasama dengan pemda untuk dapat merumuskan suatu pelayanan sosial yang beroreantasi pada kebutuhan, sumber dan potensi masyarakat lokal.
4.      Pendekatan masyarakat sejahtera, dimasa mendatang penyuluhan sosial berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh berkembang dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
5.      Pendekatan modal sosial (social capital) di masa mendatang penyuluhan sosial harus berupaya menggali modal sosial dalam masyarakat. Banyak permasalahan sosial yang belum terjangkau pelayanankarena kemampuan modal ekonomi pemerintah yang sangat terbatas.
6.      Peranan sebagai role marker. Dimasa mendatang Penyuluhan Sosial perlu melakukan “ role making” yaitu mengembangkan peran baru yang dapat mengatasi dan menjawab berbagai masalah yangsifatnya mendasar, dan meningkatkan peranan “agent of change” dalam pembangunan tersebut.
7.      Penanganan masalah bersifat sosial, seperti masalah disintegrasi bangsa, pembangunan niali-nilai sosial budaya perlu mendapat perhatian dalam penyuluhan sosial.
8.      Pengembangan SDM Penyuluhan Sosial, pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia penyuluhan sosial yang profesional perlu ditingkatkan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui pendidikan non formal yaitu pelatihan struktural, teknis dan fungsional.          

Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (Mardikanto, 1987). Anwar (2000) menjelaskan fungsi-fungsi penyuluhan yang perlu diarahkan untuk:
a. Pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk peningkatan mutu sumberdaya manusia.
b. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam beragam aspek pembangunan
c. Bersama-sama institusi dan pakar-pakar terkait mendukung perencanaan pembangunan daerah.

B.  Tujuan
1. Penjelasan tentang pengertian penyuluhan sosial
2. Penjelasan pengertian tujuan belajar, tingkat partisipasi, hal yang dipelajari, pengetahuan keberhasilan dan kegagalan, umur individu, kapasitas belajar, dan bakat
3. Penjelasan contoh tentang tujuan belajar, tingkat partisipasi, hal yang dipelajari, pengetahuan keberhasilan dan kegagalan, umur individu, kapasitas belajar, dan bakat.








BAB II
PEMBAHASAN
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar
A.   Tujuan belajar
Beberapa Tujuan belajar perlu diketahui oleh siswa, agar siswa siap menerima materi pelajaran, seperti apa yang dijelaskan Winarno Surachman (1994:99):
Ø  Mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahui.
Ø  Menambah wawasan dan pengetahuan
Ø  Membimbing akhlak dan sikap seseorang.
Ø  Mengetahui berbagai keterampilan.
Belajar membuat kita menjadi paham  tentang sesuatu yang kita pelajari. Belajar merupakan hasil pikiran. Pikiran adalah pekerjaan yang dilakukan oleh otak atau fungsinya otak, system operasi. Pikiran dan kepaham menghasilkan pemikiran. Pemikran adalah hasil dari pikiran atau aplikasi yang bekerja pada system operasi tersebut. Paham dan pemikiran membutuhkan Representasi Mental (RM)
Faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut :
1.      Kondisi fisik yang tidak mendukung, sangat mempengaruhi keadaan belajar karna menjadi penentu masuknya pelajaran agar mudah dimengerti.
2.      Cara belajar, dengan teknik yang digunakan dapat mempengaruhi karena menjadi sebuah kebiasaan untuk mengolah proses belajar sehingga seseorang merasa nyaman dalam belajar
3.      Konsentrasi yang kurang, pikiran yang terlalu banyak dan tak terkontrol dengan
4.      Minat terhadap pelajarannya, kesukaan sesorang terhadap pelajaran yang akan dipelajari sehingga membuat sesorang lebih memahami apa yang akan ia pelajari.
Contoh  :  Belajar di sekolah perlu diarahkan pada suatu cita-cita tertentu, cita-cita yang diperjuangkan dengan berbagai macam kegiatan belajar. Tujuan belajar perlu diketahui oleh siswa, agar siswa siap menerima materi pelajaran tujuan itu penting anda ketahui terlebih dahulu, sebab jika anda sudah mengetahui tujuan itu maka mental anda pun akan siap menerima, mengolah dan mengatur semua mata pelajaran sesuai dengan tujuan itu.
B.   Tingkat Aspirasi
tingkat aspirasi adalah ingatan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memanggil kembali informasi/kesan. Untuk lebih jelasnya, dapat digambarkan bahwa aspirasi timbul dari dalam dirio seseorang yang harus dikeluarkan melalui proses komunikasi yang baik, dalam proses belajar pun terdapat tingkatan aspirasi yang  dapat menjadikan proses pembelajaran itu lebih bermakna dan dipahami lagi: Berdasarkan pengertian tersebut maka ingatan yang baik apabila:
a. dapat dengan cepat atau mudah untuk menerima/mengecamkan
b. dapat dengan teguh/lama dan banyak dalam menyimpan
c. dapat dengan cepat memanggil kembali
contoh : seseorang yang sedang membaca atau mendengar suatu informasi, setelah  selesai akan muncul aspirasi atau pemikiran yang ada didalam didalm dirinya sehingga muncul sebuah respon
C.   Pengertian tentang hal yang dipelajari
Dalam pengertian tentang hal dipelajari adalah sesuatu hasil belajar sehingga mendapatkan ilmu dan informasi yang menjdi bahan yang dipelajari, menurut Dick dan Reiser (1989:11)mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari empat jenis, yaitu: pengetahuan, keterampilan intelektual, keterampilan motor dan sikap. banyak referensi baik melalui media baca, media proses belajar mengajar,pengalaman, dan media elektronik untuk mencari model bahan yang akan dipelajari.
Contoh : pekerja sosial melakukan sebuah asesmen dalam mencari dan menemukan solusi pemecahan masalah hal tersebut telah dipelajari oleh pekerja sosial dibangku pendidikan. Contoh lain ketika kita mempunyai pengalaman dalam masa lalu misalnya ketika gugup saat berhadapan dengan orang lain karena terus menerus diulangi maka hal tersebut menjadi terbiasa dalam proses belajar oleh pengalaman.
D.   Pengertian tentang keberhasilan dan kegagalan
 Pengertian belajar membutuhkan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai, Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan atau hasil. Belajar dianggap berhasil apabila sipelajar, telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari. Disamping itu ada proses belajar yang dikatakan gagal adalah sebuah kemenangan yang tertunda atau keinginan kita yang belum tercapai. Biasanya kegagalan disebabkan karena kita tidak mengetahui definisi atau arti dari belajar. Maksudnya, kita tidak tahu apakah yang dimaksud dengan belajar, hal-hal yang kita dapatkan setelah belajar, apakah kita butuh belajar atau tidak. Selanjutnya adalah eliminasi yang berarti membersihkan diri dari pemikiran yang meyakinkan kita bahwa sebuah keinginan yang ingin kita capai sangatlah susah, empower yaitu kita tidak mengetahui bagaimana cara untuk berkonsentrasi, menambah memori, membaca, spiritualitas, dan kreatifitas.
Contoh : bila seseorang yang mengikuti sebuah penyuluhan dan dapat mengikuti proses penyuluhan dengan baik dan mengikuti apa yang telah diberikan oleh penyuluh sehingga mendapatkan manfaat untuk kehidupannya itu dapat dikatakan  berhasil. Contoh bila proses belajar itu dikatakn gagal jika dalam hasil belajar seseorang tidak dapat menerapkan dan manfaat untuk kehidupannya misalnya siswa yang telah belajar saat ujian namun hasil belajarnya kurang memuaskan.
E.    Umur individu
Dalam pencarian ilmu maupun mencari suatu informasi tentunya ada proses belajar didalamnya, hal tersebut berkaitan dengan umur seseorang dalam pencarian ilmu itu karna tingkatan umur sesorang dapat mempengaruhi hal apa yang akan dipelajari dan tingkatannya pun serta kesulitan dalam belajarnya.
Contoh : pemberian bahan ajar untuk anak yang berusia 6 tahun atau SD tentu berbeda dengan bahan ajar yang akan diberikan oleh mahasiswa, karena kemampuannya tentu berbeda.
F.    Kapasitas Belajar
Pengertian kapasitas belajar adalah Suatu gagasan, Suatu konsep, Suatu model, Suatu kerangka. Merupakan suatu penyelidikan untuk meningkatkan kemampuan pelajar untuk belajar dengan baik secara nyata. Ada 4 Kapasitas belajaradalah:
1. Resilience   (Daya pegas)
2. Resourcefulness(Kecerdikan)
3. Reflectiveness(Refleksi)
4. Reciprocity(Timbal balik)
Penjelasan
1.     Daya pegas - Pelajar siap, rela dan mampu terus belajar.
Gaya pegas disusun oleh empat komponen :
Perhatian penuh - Untuk belajar yang baik, pelajar telah lebih dulu terlibat dengan obyek pelajaran dan memelihara perhatian tanpa bermaksud menguasai.
Mengelola gangguan - Ada sejumlah hal dapat menimbulkan gangguan, seperti rasa lapar, kecemasan, dan kelelahan. BLP bertujuan untuk membantu pelajar menjadi sadar akan sumber gangguan yang mungkin dan bagaimana mereka dapat menguranginya.
Perhatian - Pelajar yang baik adalah trampil dalam memperhatikan. Mereka mempunyai suatu kemampuan untuk memperhatikan hal yang
penting secara detil. Usaha keras - Ciri ini secara sederhana menuju ke suatu kemampuan pelajar untuk memahami bahwa sesuatu tidak datang dengan mudah dan bahwa sesuatu kesulitan pada umumnya berhadiah sukses pada akhirnya.

2.     Kecerdikan - Pelajar siap, rela dan mampu belajar dalam cara yang berbeda, Keingintahuan – Dalam hal ini pelajar yang baik mempunyai kemampuan untuk bertanya secara baik dan bekerja secara spesifik.
Membuat hubungan - Pemikiran di sini adalah pelajar yang baik bisa membuat hubungan antara yang telah mereka ketahui dengan pengalaman baru.
Imajinasi – Pelajar yang baik bisa melihat cara berfikir yang berbeda. Mereka menggunakan imajinasinya untuk mendukung pelajaran dengan membuat skenario dalam pikiran mereka dengan jalan menghubungkan gambaran itu kepada pelajaran mereka.Penalaran - penelitian menyatakan bahwa pendidikan menengah belum seluruhnya
sukses dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara logis di dalam kehidupan nyata.
Sumber daya – Secara sederhana, pelajar yang baik terbiasa dan nyaman dengan  penggunaan sejumlah sumber daya pada penyelesaian untuk menopang belajar mereka.
3.     Refleksi atau Kemampuan merenung - Pelajar siap, rela dan mampu menjadi lebih strategis dalam belajar. Perencanaan - Pelajar yang baik mengatur proses belajar dengan serangkaian teknik, seperti membuat stok suatu masalah, mengukur sumber daya yang tersedia; membuat suatu perkiraan waktu belajar yang akan diambil, dan mengantisipasi permasalahan atau rintangan yang muncul. Meninjau ulang - Pelajar memiliki harapan yang tak diduga. Oleh karena itu, pelajar yang baik memiliki kemungkinan untuk berubah arah.
Menyaring - Ini melibatkan berpikir tentang pengalaman sendiri maupun dalam diskusi dengan orang lain, dan melihat pelajaran secara penuh atau generalisasi, hal itu dapat bermanfaat untuk diterapkan dalam situasi baru.
Meta belajar - Ini adalah perluasan dari menyaring. Ini adalah suatu proses pelajar yang baik menuju pembicaraan secara konstruktif tentang proses belajar dan untuk membicarakan bagaimana pekerjaan belajar.
4.     Timbal balik - Pelajar siap, rela dan mampu belajar sendiri atau dengan
orang lain. Pelajar yang baik mempunyai kemampuan untuk mendengarkan, mengambil giliran dan memahami sudut pandang orang lain. Saling ketergantungan – Pelajar yang baik mengetahui bagaimana cara mengatur keseimbangan antara saling berinteraksi dan sendiri dalam belajar. Kerja sama – Ini yang disarankan secara nyata - menjadi mampu bekerja berpasangan atau dalam kelompok dalam suatu skenario di mana tak seorangpun mengetahui semua jawaban.
Empati dan Mendengarkan- Ketrampilan mendengar yang baik dapat diajarkan, tetapi ini adalah bagian penting dari wajah pelajar yang baik.
Peniruan - Kita belajar dengan mempelajari dari yang lain. Jika kita melihat seseorang mengerjakan sesuatu yang baik kita mengenali ini.
Contoh :  mahasiswa yang mempelajari suatu mata kuliah “penyuluhan sosial” harus mempunyai  kapasitas dalam  memahami pelajaran mata kuliah tersebut, yang dapat diukur pada saat ujian. Atau Pengajaran untuk kapasitas belajar " Sekarang, kita menyelidiki kerangka bahwa BLP (badan lembaga pendidikan) harus dimiliki oleh latar belakang pikiran para guru, ketika mereka menjelaskan pendekatan kepada para siswa, merencanakan aktivitas mereka, menafsirkan capaian siswa, dan  Pada pokoknya suatu kerangka bagaimana tutor dapat secara baik berkomunikasi, mendiskusikan, mendorong, membujuk, menekankan, menyediakan, memimpin, mengatur dan akhirnya memberi pengajaran para siswa
mereka bagaimana cara membangun kapasitas belajar mereka.
G.  Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat
pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan  individu  untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
Contoh : bakat dalam bidang tari suara tentunya memperdalam bakat tersebut harus dikembangkan melalu berbagai proses pembelajaran dengan bersekolah dibidang musik atau mencari guru vokal yang dapat mengajarnya teknik bernyanyi.






 BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Pengertian dari penyuluhan adalah  proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua “stakeholders” agribisnis melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan.terdapata faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar :
1.      Tujuan belajar,
2.      Tingkat  aspirasi
3.      Pengetahuan hal yang telah dipelajari
4.      Pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan
5.      Umur individu
6.      Kapasitas belajar
7.      bakat 
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (Mardikanto, 1987). Anwar (2000) menjelaskan fungsi-fungsi penyuluhan yang perlu diarahkan untuk :
a. Pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk peningkatan mutu sumberdaya manusia.
b. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam beragam aspek pembangunan
c. Bersama-sama institusi dan pakar-pakar terkait mendukung perencanaan pembangunan daerah
                              DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan . UNS Press. Surakarta.
. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta.
. 2001. Perhutanan Sosial. PUSPA. Sukoharjo.
. 2001. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima Theresia Pressindo. Surakarta.
. 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan. Pusat Pengembangan Agrobisnis dan Perhutanan Sosial. Surakarta.

www.google.com penyuluhan sosial
www.wikipedia.com faktor pengaruh belajar